Sebuah tugu pembatas desa di daerah Kabupaten Kuningan(dokpri)
Jangan
anggap remeh tentang desa, cikal bakal kemakmuran sebuah negeri bisa di
tentukan dengan sejahteranya desa desa. Indonesia tercinta dengan luas wilayah
1.904.569 kilometer persegi dan memiliki desa sebanyak 74.754 desa pada tahun
2016, diprediksi ada penambahan 200 desa pada tahun 2017 nanti. Dengan jumlah
desa yang sebegitu banyak maka potensi yang tercipta sangatlah berlipat.
Anggaran Dana Desa dalam RAPBN tahun 2017 di rencanakan
sebesar Rp 60.000,0 miliar dan mengalami peningkatan sebesar 27,7% di
bandingkan dengan pagunya dalam APBNP tahun 2016 sebesar RP 46.982,1 miliar.
Hal ini merupakan tantangan dan juga peluang untuk desa mengoptimalkan dana
desa untuk kemakmuran masyarakat yang berdomisili di desa tersebut.
Optimalisasi
Dana Desa Untuk Mencegah Urbanisasi Angkatan Kerja
Angkatan kerja Indonesia, jangan sampai desa menjadi sunyi(dokumentasi liputan6.com)
Angkatan kerja Indonesia, jangan sampai desa menjadi sunyi(dokumentasi liputan6.com)
Dari desa ke kota untuk mencari sesuap rezeki,kota dengan
segala iming iming dan gemerlap yang menyilaukan telah membuat banyak angkatan
kerja dari desa menuju kota dengan jumlah yang siginifikan. Desa pun kekurangan
sumber daya manusia yang potensial, dengan perbaikan infrastruktur yang dananya
diperoleh dari dana desa, lapangan kerja pun bisa di dapat dan sewajarnya pula
angka urbanisasi bisa di tekan.
Dana desa yang bisa di gunakan dalam empat bidang
penggunaan meliputi pembiayaan penyelengaraan pemerintahan,pembangunan,
pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan namun yang menjadi prioritas adalah
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, desa harus berdaya agar angkatan kerja
yang melimpah tak jadi sia sia. Jangan sampai pemuda dan pemudi desa pergi
bertarung mencari sesuap nasi namun di lain pihak desa menjadi sepi dan di huni
oleh anak anak dan orang tua yang telah lanjut usia.
Strategi membangun dari desa adalah sebuah hal yang harus
di pikirkan agar desa pun bisa bersaing, mengingat saat ini pasar bebas ASEAN
telah bergulir,kekuatan bangsa ini adalah mengoptimalkan potensi desa untuk
benar benar bersaing dengan bangsa lain, semoga dana desa yang dari tahun ke
tahun mengalami peningkatana akan terasa manfaatnya bagi warga desa di seluruh
penjuru tanah air.
Dana Desa
Bukan Memberi Ikan Namun Memberi Kail Untuk Sejahteranya Kehidupan
Penyuluhan pertanian di desa Rajawetan(dokumentasi Ya Yanto)
Penyuluhan pertanian di desa Rajawetan(dokumentasi Ya Yanto)
Manusia di beri akal dan pikiran secara sempurna oleh
Sang Illahi, manusia mampu melakukan hal hal yang tadinya tidak mungkin menjadi
mungkin. Kemerdekaan Indonesia pun awalnya banyak dari ketidak mungkinan namun
berkat kegigihan para pendahulu bangsa akhirnya negeri ini merdeka dan bebas
dari penjajahan asing.
Nikmat kemerdekaan dengan relatif tak ada gangguan secara
nyata seperti di awal awal kemerdekaan, desa mampu membangun, dengan dana desa
yang cukup besar seharusnya desa terus menata diri dan memaksimalkan
pembangunan desa, bukan melulu menerima dana desa namun penggunaannya bisa di
pertanggung jawabkan,memberi kail untuk kelangsungan hidup, bukan memberi ikan
yang habis sekali makan.
Desa sangat tertinggal bisa di ubah menjadi desa
tertinggal, desa tertinggal melaju
menjadi desa berkembang, desa berkembang menapak lagi menuju desa maju, dan pada
akhirnya bermuara kepada desa mandiri. Pemanfaatan dana desa benar benar
memberikan kontribusi positif kepada desa desa sehingga langkah per langkah
merupakan kemajuan progresif.
Menakar
Pengawasan Dana Desa, Amanah Haruslah di Tunaikan Untuk Masyarakat
Salah satu bahaya laten bangsa ini adalah korupsi, hampir
di semua tingkatan celah korupsi selalu ada, dalam pemberitaan banyak sekali
pejabat publik harus bertekuk lutut karena korupsi, jangan sampai dana desa
mengalami bancakan, biarlah dana desa tetap utuh ke desa desa yang memang berhak mendapatkannya
sesuai Undang Undang.
Peran media sosial bisa menjadi pemantau jika ada
indikasi penyimpangan dana desa,alam keterbukaan di era digital ini menjadi
penting utuk memantau dana desa agar benar benar di gunakan secara baikdan juga
transparan. Cukup sudah derita bangsa ini gegara lakon sebuah kerakusan bernama
korupsi, pembangunan mangkrak, tersendat dan berakibat fatal bagi masyarakat
lapisan bawah.
Saatnya kita berada di garis depan untuk memantau dana
desa di gunakan secara sehat untuk keejahteraan, awasi dan terus kawal agar
dana desa tidak menguap ke mana mana,ayo kita dukung dana desa dan terus
mengawal penggunaan dana desa, Indonesia yang hebat adalah Indonesia yang
pantang berbuat curang, mari kita bergandengan tangan agar dana desa bisa
memberikan kontribusi positif bagi bangsa ini tanpa di korupsi.
Desa Di
Indonesia Menyongsong Revolusi Mental Yang Berkeadilan
Pembangunan berkelanjutan dengan menitik beratkan akan
keadilan merupakan hal yang bisa di lakukan, siapa pun yang memerintah negeri
ini pastinya merencanakan pembangunan secara adil bagi seluruh masyarakat, tak
ada diskriminasi. Warga negara Indonesia berhak hidup sejahtera, begitu pun
warga desa sekalipun.
Penyediaan layanan publik tingkat desa seyogyanya memang
jangan mengendur, kualitas penggunaan dana desa tepat sasaran. Bukan hal yang
mustahil dengan semangat revolusi mental, desa desa mandiri akan bertambah
secara pasti dari tahun ke tahun. Dana desa kunci perkembangan infrastrukur
yang nantinya di nikmati bersama sama.
Mari bangun desa, karena desa adalah jantung dari
peradaban bangsa ini, merawat desa adalah merawat Indonesia menuju kemakmuran
dan keadilan yang di damba semenjak kemerdekaan 71 tahun yang lalu. Desa
sejahtera maka Indonesia pun tegak dengan sehormat hormatnya sebagai sebuah
bangsa yang berdaulat, jayalah desa, jayalah Indonesia kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar