Pages

Selasa, Maret 27, 2018

Lelaku Berdamai Dengan Orang Yang Kita Benci


                                     Kemarahan akan merugikan kita semua(poto di ambil dari tutorialaplikasi.com)

         Di setiap kehidupan memang selalu saja ada dua hal yang berbeda dan mungkin itu adalah rahasia Illahi agar hidup ini sunatullahnya lebih dinamis, ada sisi yang menyenangkan dan rasanya ingin di genggam selamnya, ataupun sisi nggak enak yang ingin segera berakhir, ada suka ada pula benci. Tapi pilihan benci dan suka biasanya karena sesuatu hal yang terjadi dan bisa saja rasa itu membekas di dalam hati.

Setiap insan pernah mengalami perasaan benci namun “sialnya” harus bertemu dengan orang tersebut, berinteraksi dan juga mau nggak mau bertemu, yup tulisan ini adalah sebuah pengalaman pribadi penulis saat belajar di salah satu tempat di kaki gunung Ciremai. Pernah merasakan nggak nyaman berada di satu ruangan kelas dalam mata pelajaran tertentu, alih alih konsentrasi malah jadi nggak fokus.

Mata pelajarannya sih nggak ada masalah, justru guru yang mengampu itulah menjadikan saya benci mengikuti mata pelajarannya, tapi nggak mungkin juga kan bolos terus saat beliau ini mengajar hehehe. Ternyata sejak dahulu memang guru ini terkenal galak, bisa saja ia melontarkan pukulan terhadap murid yang di anggap nakal, atau kurang merespon apa yang di ajarkan. Saat itu boro boro berani melawan, posisi murid nggak mungkinlah melawan otoritas guru, dan rata rata juga teman teman alumni pun bercerita betapa galaknya beliau. Dari hukuman di pukul penggaris kayu hingga di jemur dalam terik matahari pun pernah dilakukan, dan kebencian pun makin memuncak.

Kelas ibarat mimpi buruk saat beliau mengampu, namun harus bisa pula berkonsentrasi agar meminimalkan kesalahan, tahu kan sekali berbuat kesalahan maka hukumannya pun bisa di bayangkan. Ya sudahlah mencoba menyerap apa yang di ajarkannya walau nggak maksimal, hari pun berlalu seiring waktu berjalan. Meski nilai dari pelajaran tersebut memang jadi ala kadarnya, sekedar bisa lulus sekolah, kalau tak ada teman teman se angkatan yang biasa main bareng, becanda bareng, rasanya sekolah merupakan mimpi buruk di mata pelajaran yang di ajarkan oleh si guru galak.

Melewati masa masa sulit adalah hal yang patut di syukuri, saya pun lulus dari sekolah dengan guru yang menyeramkan. Orang yang tidak saya sukai ketika belajar di sekolah telah memberi hikmah besar dalam kehidupan saya, paling tidak kita harus melawan takut meski dalam posisi yang lemah. Beruntung saya bisa melewati masa masa nggak ngenakin itu dan tak stress dan menganggu mental dan kejiwaan. Karena di satu sekolah pun masih banyak guru guru yang baik dan bisa mengapresiasi kemampuan murid tanpa harus jalan kekerasan dalam mengajar. Mungkin bisa memaafkan, namun didikan keras menjurus kasar telah menancapkan trauma yang tak pernah hilang. Tapi hidup terus berlanjut, saya tuliskan pengalaman ini karena mungkin ada ibrah yang bisa kita petik. Wahai para pengajar yang mempunyai otoritas di kelas, jangan jadikan otoritas itu melukai siswa dengan bahasa kekerasan dan tindakan yang membekas di memori muridnya.

Tegas memang perlu namun sesuai porsinya, namun di balik semua itu, satu sekolahan dengan sejumlah murid, guru yang nyebelin sih prosentasenya sedikit, yang baik mah masih banyak. Saatnya berdamai dengan guru yang galak, karena sebenarnya saat bersekolah itu saat saat terindah. Bersyukur saya telah melewati masa tersebut, alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar