Berlayar di antara debur ombak dan suara kapal adalah sensasi yang menyenangkan(dokpri)
Untuk kali pertama dalam kehidupan harus mengalami “Menuntas
Sagara” alias melewati laut dan tentu saja debaran itu seakan lekat dalam
ingatan, selepas lulus SMA di tahun 1993 berkesempatan untuk mencicipi rasanya
naik ferry untuk kali pertama, deg degan juga baru seumur umur liatin kapal
yang segede gaban hihi, mencoba menenangkan diri meski agak takut takut juga
dan yeaay akhirnya mobil pun masuk ke dalam perut kapal dan menikmati senja di
Merak sambil melihat bocah bocah berenang seraya berebut uang logam yang di
lempar penumpang ferry.
Ingatan itu terus melekat, antara rasa penasaran naik
kapal yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatera, melihat deburan ombak selat
Sunda dan senja dengan lanskap Anak Krakatau yang mempesona. Dan beberapa tahun
kemudian merasakan kembali perjalanan melintasi selat Sunda, karena udah musim
nya smartphone maka tak tertolaklah dokumentasi perjalanan saat menikmati ferry
penyebrangan Merak Bakauheni bersama keluarga.
Menikmati penyebrangan dengan ferry memang sebuah
keniscayaan bagi penduduk Indonesia yang memang letak geografis nya saling
terpisah dengan selat dan membutuhkan moda penyeberangan, sesuatu hal yang
menyenangkan ternyata untuk masalah keselamatan penumpang lebih di perhatikan,
di beberapa bagian kapal di terangkan bagaimana ketika penumpang di hadapkan
dalam situasi darurat, selain itu tersedia juga pelampung dan sejumlah sekoci
untuk di gunakan bila keadaan memang mendesak.
Pilihan
Berangkat Waktu Malam Atau Siang, Tetap Sama Amannya Kok
Menjelang pagi di ferry penyeberangan Merak Bakauheni(dokpri)
Menjelang pagi di ferry penyeberangan Merak Bakauheni(dokpri)
Ada kalanya ketika sudah berada di dermaga waktu pun
mulai beranjak sore, ketika mentari mulai pulang ke ufuk barat, ombak selat
Sunda yang relatif tenang membuat perjalanan selama dua jam pun terasa
menyenangkan, kapal melaju dan sesekali berpapasan dengan kapal yang lain
seakan merasakan sensasi lain. Atau juga mengalami perjalanan ketika tengah
malam di saat gelap pun menjadi teman, kelap kelip lampu di kejauhan, suara
mesin yang menderu dan angin laut yang terasa menusuk tulang.
Semburat warna ke emasan di ufuk timur, di saat mentari
mulai menerangi dunia, ombak seakan menyapa pagi nan cerah, menyeberangi selat
Sunda seakan istimewa. Rasanya Shubuh menjadi hari baru yang indah di sebuah
ferry penyebrangan. Namun apapun waktunya untuk menyeberangi selat Sunda tetap
sama amannya kok. Kondisi kapal layak layar dan sektor kebersihan pun semakin
terjaga, kondisi kamar mandi terlihat bersih, ada upaya yang sungguh sungguh
dari pihak ASDP untuk perbaikan layanan dan fasilitas. Jadi saat ini mah
sesuatu yang menyenangkan menggunakan ferry. Meski nggak sesering menggunakan
moda kapal ferry layaknya commuter line atau busway namun ASDP Indonesia Ferry
selalu siap nampaknya untuk pelayaran kapan pun waktunya.
Berpikir
Tentang Totalitas Awak ASDP Yang Luar Biasa
Suara terompet kapal sebagai penanda bahwa ferry akan
segera melaju, perlahan lahan kapal pun bergerak, menikmati laju kapal membelah
ombak, sambil sesekali menatap selat Sunda sambil berlapis jaket dan juga
sarung, ada tali tali besar yang mungkin untuk melempar jangkar, menuju atas
kapal dan memandang deburan ombak yang tiada berhenti, yup meski memang agak
norak norak gimana, sejujurnya menikmati perjalanan di selat Sunda memang menyenangkan.
Kapal Ferry dalam penyeberangan pulau di seluruh
Indonesia dengan jumlah rute lebih dari 206, sesuatu yang harus di kerjakan
dengan sungguh sungguh. Di tahun 2017 saja tela di lakukan Trip sebanyak
225.444 dan dengan jumlah penumpang sebanyak 7. 231.943 orang. Mengangkut roda
dua dan tiga dengan jumlah 4.228.710. Membawa kendaraan roda empat sebanyak
2.158.799. Selain itu jumlah barang yang terangkut mencapai 662.262. Dengan
jumlah seperti itu di perlukan totalitas yang luar biasa dari para awak ferry
yang berada di seluruh wilayah nusantara.
Mereka yang harus berpisah dengan keluarga di saat moment
indah seperti lebaran namun tetap setia agar penyeberangan tak ada kendala,
sesuatu yang wajar bila sebuah slogan tersemat yakni Bangga Menyatukan
Nusantara.
Mencoba
Menantang Diri Untuk Melakukan Penyeberangan Lainnya
Luasnya Indonesia merupakan keunikan yang pantas kita
syukuri, pulau pulau yang begitu banyak dan kekayaan alam serta budaya yang
seakan melambai untuk di kunjungi, di Pulau Jawa ada empat penyeberangan ferry
yaitu Merak, Surabaya, Jepara dan Ketapang, meski baru menyambangi pelabuhan
Merak tapi hasrat hati pun menginginkan menikmati pelabuhan pelabuhan lainnya
untuk di sambangi.
Sebagai blogger tentu hal yang mengasyikan dengan
menjelajahi tempat tempat baru, ada banyak penyeberangan yang terbentang di
pulau Sumatera, Papua, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan juga Papua.
Pengalaman melintasi selat Sunda semoga tertular juga menyeberangi ke tempat
tempat eksotis lainnya, semoga ada waktu dan tentu juga biaya, paling tidak
menjelajahi penyeberangan di pulau Jawa menjadi target terdekat. Saatnya
menantang diri untuk menjajal pelabuhan penyeberangan lainnya setelah Merak
Bakauheni di lintasi beberapa waktu lalu.
Asyiknya Naik
Ferry Tentang Mimpi Saat Kecil Yang Menjadi Kenyataan
Selalu suka dengan suasana berbau tentang laut, ombak,
pasir dan tentu saja kapal yang berlayar. Karena daerah Kuningan di mana
penulis di besarkan bukanlah topologi daerah yang memiliki batas berupa lautan,
pegunungan dan bukit serta kontur tanah yang jauh dari wilayah laut. Namun
bukan berarti semua itu memalingkan keinginan untuk menikmati laut dan juga
sensasi penyeberangi laut dengan menaiki kapal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar