Laga terakhir Bambang Pamungkas saat Persjia versus Persebaya(dok: Antara)
Stadion Gelora Bung Karno disesaki penonton yang memakai
jersey Persija Jakarta, The Jak setia menonton pertandingan Liga 1 Indonesia
yang mempertemukan tuan rumah Persija Jakarta kontra Persebaya Surabaya. Pekan
ke 33 ini memang menyajikan duel Bajul Ijo dengan Macan Kemayoran, bukan melulu
tentang pertandingan Liga 1 yang akhirnya dimenangkan Bajul Ijo dengan skor
tipis 2-1, namun pertandingan ini sarat makna dengan mainnya Bambang Pamungkas
saat pertandingan berjalan di menit ke 75. Bepe begitu Bambang Pamungkas akrab
disebut, main menggantikan Sandi Sute.
Pelatih Persija, Edson Tavares memutuskan legenda sepak
bola Indonesia ini memasuki lapangan hijau dan pertandingan ini merupakan laga
terakhir bagi Bepe karena ia memutuskan pensiun dan mengakhiri karier panjang
sepak bola, dunia yang telah membesarkan namanya. Bambang Pamungkas lahir di
Semarang, Jawa tengah pada tanggal 10 Juni 1980. Yang paling ikonik dari
penampilan Bepe adalah lompatannya saat menyundul bola, meski hanya bertinggi
170 cm namun tandukan atau heading Bepe adalah salah satu andalan untuk
mencetak gol.
Dalam karier sepak bola profesioanal yang pernah ia
lakoni, beberapa kali Bepe berganti ganti klub, mulai klub lokal hingga
mancanegara yang pernah memakai jasanya. Di tim nasional untuk saat ini Bepe
masih menjadi pemain yang paling banyak memperkuat timnas Merah Putih, total
pertandingan Bepe saat berada di skuad Garuda adalah 87 kali pertandingan
dengan jumlah gol yang di cetaknya adalah sebanyak 37 gol, jumlah caps alias
banyaknya pertandingan dan jumlah gol yang tercipta di timnas belum bisa
dipecahkan oleh pemain lainnya.
Meski kariernya gemilang di dunia sepak bola, ada satu
hal yang mengganjal dalam karier Bepe untuk timnas Indonesia, seperti diketahui
bahwa selama tiga dekade terakhir prestasi bal balan Indonesia kemarau gelar
juara, hasil terbaik hanya bisa sebagai runner up dan medali perak yang di
raih. Generasi Bepe saat aktif bermain belum pernah sebiji gelar pun yang mampu
dipersembahkan dan dalam akun blog pribadinya, Bambang Pamungkas mengakui bahwa
dirinya adalah generasi gagal karena belum satu trophy pun dipersembahkan.
Namun dengan segala kelebihan dan kekurangannya, pemain
yang pernah memperkuat Selangor FA, Persija Jakarta, Pelita Bandung Raya dan
pernah menjadi pemain pinjaman ERD Nord ini memiliki jiwa sportivitas dan juga
setia untuk membela timnas, sejatinya legend akan tetap menjadi seorang
legenda. Sosok Bepe akan tetap dikenang sebagai pemain yang paling banyak
bermain untuk timnas Indonesia.
Pada akhirnya memang faktor usia memang menjadi alasan
mengapa seorang atlet harus mundur dan memberikan tempat bagi para juniornya,
kehadiran Bepe adalah panutan bagi atlet atlet sepak bola, di balik hebatnya
seorang olahragawan memang tertanam jiwa ksatria dan itu ada dalam diri si
atlet. Bambang Pamungkas menyatakan undur diri dari hingar bingar sepak bola
tanah air namun karier sepak bolanya yang berwrna di pentas nasional akan
menjadi inspirasi bagi generasi berikutnya.
Semoga saja sepeningggal Bambang Pamungkas, akan lahir
talenta talenta terbaik tanah air yang mampu mengisi kekosongan posisi striker
murni yang jago dalam duel duel di udara, harapan kita semua adalah otoritas
tertinggi sepak bola tanah air yakni Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia(PSSI) memberikan jam terbang lebih lagi kepada para pemain muda, dan
untuk para veteran yang telah membela timnas, nasib masa tua pemain pun harus
diperhatikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar