Maskot Liverpool, tertundanda gelar juara EPL tahun ini(dok:indonesia.liverpoolfc.com)
Takdir tertunda mengangkat trophy yang saat ini dirasakan oleh Liverpool. Masih memimpin dengan peroleham 82 point dari 27 laga kemenangan dan sekali seri, apa daya keunggulan 22 point dari pesaing terdekatnya yakni Manchester City tetap terpaku karena penundaan pertandingan gegara pandemik Corona virus.
Semua liga di dunia kecuali liga Belarusia terpaksa ditunda, padahal untuk tahun ini tampilan anak anak Meyerside begitu apik dan juga epik, namun gelar yang tinggal dua pertandingan dan semestinya tersegel bagi The Kop malah saat ini belum jelas juntrungnya.
Alhasil gelar juara yang selama hampir tiga dekade tak mampir di etalase lemari The Reds, makin lama untuk di rengkuh karena penundaan. Jika di waktu normal mungkin saja Liverpool telah memainkan tiga pertandingan, usai mengalahkan Bournemouth dengan skor 2-1, seharusnya anak anak asuh pelatih Juergen Klopp meladeni tantangan Everton, kemudian melawan Crystal Palace.
Publik pecinta Liga Inggris mungkin akan menunggu laga lanjutan, namun apa daya daratan Inggris pun terserang virus Covid-19, bahkan putera mahkota kerajaan yakni Pangeran Charles tak luput dari infeksi virus.
Big Match yang seru adalah saat Liverpool jumpa Manchester City, mungkin Pep Guardiola tak akan pernah suka dengan selebrasi takhta Liga Inggris di kandang City, tapi memang faktanya liga ditunda sehingga gelaran City versus The Reds tak bisa terjadi di bulan April ini, entah sampai kapan semua akan berjalan normal lagi, beberapa saat setelah virus Covid-19 menebar teror, sang pelatih Liverpool di awal awal saat penundaan kompetisi, menyatakan bahwa kemanusiaan diatas sepak bola dan ia setuju dengan adanya penundaan tersebut, sebuah sikap yang ksatria dan tak mementingkan egoisme pribadi meski ya gitu deh titel juara impian terasa di awang awang.
Dengan segala catatan yang ditorehkan Liverpool selama mengarungi musim kompetisi 2019-2020, bagus saja tidak cukup ternyata, sepak bola bukan melulu tentang statistik jumlah gol yang dapat dibobol, berapa akurat sebuah umpan untuk menghasilkan goal atau tentang clean sheet seorang kiper. Sepak bola pun berkaitan dengan pandemik yang melanda jagat raya. Turnamen tahunan Liga Champion pun tertunda, operator Liga di negara negara Eropa pun belum bisa memastikan kapan kompetisi akan bergulir kembali.
Berharap si Covid-19 segera turun panggung, telah banyak pula pelatih dan juga pemain yang terpapar virus Covid-19, tak ada orang yang benar benar kebal terhadap virus yang pertama kali muncul di Wuhan ini.
Mungkin pesan bagi Liverpool adalah tetap stay cool dan tegar menghadapi anomali penyakit ini, butuh dua pertandingan dan disaat itu pula merebak Corona sehingga Liga Inggris pun benar benar terhenti meski memang untuk sementara, peluang juara bagi Liverpool masih tetap terbuka namun itu juga menunggu keputusan dari otoritas tertinggi sepak bola Inggris.
Sejauh ini Liverpool telah dibilang memiliki catatan impresif, dengan torehan 82 point darui 29 laga tentu ini adalah trend positif bagi The Reds, namun seperti apa kata pepatah “Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak” begitulah nasib Liverpool di musim ini, berjarak sejengkal lagi menjadi juara.
Sekonyong konyong Covid-19 dan memporak porandakan mimpi jutaan fans The Red untuk bersegera rayakan juara EPL di era modern, tetapi mungkin menunggu adalah kata yang tepat bagi Liverpool. Pastinya kita semua tetap setia mendukung The Reds, baik keadaan saat menang ataupun ketika kalah.Salam YNWA!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar