Pages

Rabu, Februari 12, 2020

Mengenang Tentang Serunya Telepon Umum


                             Telepon umum dengan cerita yang bikin ketawa(dokpri)
                      

Di era 80 hingga 90,sebelum datangnya teknologi handphone yang sekarang menjadi benda biasa,telepon umum adalah alat komunikasi komunikasi andalan,bahkan penggambaran telpon umum banyak muncul di film film nasional,yang masih saya ingat adalah dalam salah satu film warkop DKI,adalah saat mas Indro terkunci di box telepon berkaca dan tak bisa keluar,hingga akhirnya dengan terpaksa memecahkan kaca hingga akhirnya ia di tangkap oleh polisi.Begitu juga dalam buku legendaris remaja,Lupus yang kerap menelepon pacarnya yang bernama Popy,dan telepon umum adalah tempat favorit Lupus.

 Namun seiring dengan kemajuan zaman,fungsi telepon umum kini mulai tergeser,di jalanan memang masih ada telpon umum namun sering kali telepon tersebut tidak bisa digunakan,pernah saya melihat box telepon yang terbuat dari kaca dibiarkan merana diantara tumbuhan dan rumput liar,miris rasanya melihat keadaan seperti,belum lagi nasib telepon umum yang di rusak,bisa saja gagang telepon tak ada,coretan di tubuh telepon,tempelan stiker caleg yang sering juga berada di telepon umum. Adakah kita yang sebenarnya bersalah?tak merawat fasilitas umum ini,entah kenapa ya kok setiap ada fasilitas umum rata rata tak bertahan lama,kita sering menemukan telepon yang rusak,pot yang jungkir balik,atau taman yang sering di coret coret,kenapa dari kita yang mau peduli merawatnya,padahal jika fasilitas umum di jaga sangatlah bermanfaat bagi yang memang benar benar membutuhkan.

 Telepon umum itu hanya onggokan belaka,atau mungkin pihak telkom sudah bosan dengan keadaan di lapangan bahwa telepon telepon yang di pasang sering dijahili,dan pada akhirnya membiarkan begitu saja,ayo bung kita bangkitkan kesadaran untuk memiliki fasilitas umum itu,alangkah senangnya jika kita melihat telepon umun berfungsi dengan baik,box telepon yang bersih dari coret coretan dan sumpah serapah,dan telepon umum bebas dari nafsu para caleg yang meminta untuk dicoblos di pemilu nanti. Yo kita mulai belajar dewasa untuk tidak melakukan vandalisme,tunjukan bahwa manusia Indonesia itu adalah manusia beradab,dan tak iseng merusak fasilitas publik,semoga mimpi ini bisa terwujud.dan nasib telepon umum menjadi lebih manusiawi,dapat dipergunakan,dan tentunya kita kita juga bukan yang akan nikmati hal ini?

Namun yang pasti kenangan akan telepon umum koin yang pernah dirasakan oleh generasi tahun 90an adalah sekelumit kisah tentang komunikasi yang tersambung melalui recehan. Zaman memang telah banyak berubah dan nasib telepon umum di kota kota di Indonesia tampaknya mengalami nasib yang sama, bertumbangan, gugur dan merana, mungkin ada sisa sisa di tepian jalan dan itu pun nasibnya juga tidak menentu. Teknologi memang kerap seperti itu, ada yang baru dan yang lama pun tergantikan, begitu pula dengan telepon umum yang pernah mengalami kejayaan, menumpuk koin demi berbicara panjang lebar dengan sang kekasih namun malah digedor oleh antrian dari belakang, ternyata meski menjadi benda yang mungkin tidak ketahui oleh anak milenial namun kenangan tentang telepon koin tak akan pernah pupus, tanya deh kepada generasi old, gimana sih rasanya menggunakan telepon umum alias telepon koin? Pastinya berjuta rasa sih karena memori itu tidak bisa dihilangkan dengan segera.

Pokoknya mah telepon  umum merupakan alat yang sakti untuk mengungkapkan perasaan, ada debar yang tak biasa jika menelepon seseorang dan berbicara dengan si dia, terima kasih untuk telepon umum yang telah memberikan suasana hati riang gembira, sedu sedan dan juga mungkin patah hati dan mengenang telepon umum di era digital memberikan romansa yang luar biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar