Pepanah putri Diananda Choirunisa siap berprestasi di Olimpiade Tokyo 2020(dok:detik.com)
Olimpiade Tokyo tinggal menghitung hari, di bulan Juli hingga Agustus helatan pesta olah raga
terbesar di jagad raya ini digelar, bagaimana dengan peluang Indonesia, tentu
kontingen Indonesia bertumpu pada cabang olah raga bulu tangkis serta angkat
besi yang berpeluang besar meraih medali di Olimpiade Tokyo, namun sebenarnya
kisah perolehan medali di Olimpiade bagi Indonesia justru bukan dari cabang
bulu tangkis ataupun angkat besi. Satu satunya medali yang pernah diraih
Indonesia saat menjadi peserta Olimpiade adalah cabang olah raga panahan.
Seoul
1988,perhelatan akbar multi event olimpiade diselenggarakan.Korea Selatan
menjadi tuan rumah,bintang bintang olahraga dunia turut
meramaikan event bergengsi empat tahunan,nama Matt Biondi di cabang renang,Carl
Lewis dan Ben Jhonson di arena atletik,Steffi Graff yang memboyong gelar golden
slam dengan merebut emas tenis lapangan plus gelar 4 grand slam dalam satu
tahun yang sama.Dan munculnya sprinter Mardi Lestari yang mampu meraih posisi
semifinal di lintasan atletik nomor 100 meter putra.
Dan yang fenomenal adalah raihan dari cabang panahan,trio srikandi Indonesia yang diperkuat Nurfitriyana Saiman,Kusuma Wardhani,dan Lilis Handayani untuk kali pertama sejak keikutsertaan kontingen merah putih sejak olimpiade Helsinki 1952,mampu merebut medali,dengan raihan satu perak.Panah Perpani yang juga induk dari cabang panahan mampu mencetak sejarah,kontan saja kemenangan trio pepanah ini melambungkan nama pelatih kawakan Donald Pandiangan sebagai pelatih bertangan dingin.
Namun sayang sejak era medali perak,panahan tak mampu lagi menyumbang medali di olimpiade berikutnya,entah mengapa prestasi panahan merah putih seolah tak terdengar lagi,dicabang adu tepat bidikan ini,atlet atlet nasional belum bisa lagi menyamai prestasi perak ini,akankah talenta talenta pepanah kita sudah habis,padahal secara tradisi,panahan adalah bagian tradisi bangsa ini,disetiap suku di negeri ini pasti bersentuhan dengan busur dan anak panah,jika para praktisi panahan mampu memunculkan bibit bibit baru bukan hal yang berat jika panah Perpani bisa menembus dominasi para pepanah Korea Selatan,ayo bangkit para srikandi dan arjuna merah putih,ukir sejarah dengan busur dan anak panah,melesat!
Dan yang fenomenal adalah raihan dari cabang panahan,trio srikandi Indonesia yang diperkuat Nurfitriyana Saiman,Kusuma Wardhani,dan Lilis Handayani untuk kali pertama sejak keikutsertaan kontingen merah putih sejak olimpiade Helsinki 1952,mampu merebut medali,dengan raihan satu perak.Panah Perpani yang juga induk dari cabang panahan mampu mencetak sejarah,kontan saja kemenangan trio pepanah ini melambungkan nama pelatih kawakan Donald Pandiangan sebagai pelatih bertangan dingin.
Namun sayang sejak era medali perak,panahan tak mampu lagi menyumbang medali di olimpiade berikutnya,entah mengapa prestasi panahan merah putih seolah tak terdengar lagi,dicabang adu tepat bidikan ini,atlet atlet nasional belum bisa lagi menyamai prestasi perak ini,akankah talenta talenta pepanah kita sudah habis,padahal secara tradisi,panahan adalah bagian tradisi bangsa ini,disetiap suku di negeri ini pasti bersentuhan dengan busur dan anak panah,jika para praktisi panahan mampu memunculkan bibit bibit baru bukan hal yang berat jika panah Perpani bisa menembus dominasi para pepanah Korea Selatan,ayo bangkit para srikandi dan arjuna merah putih,ukir sejarah dengan busur dan anak panah,melesat!
Pembuktian untuk bisa meraih kembali kejayaan panahan
dan membidik medali, adalah atlet peraih perunggu saat bertanding dalam event
Asian Games 2018, Riau Ega Agatha, pepanah ini akan bertanding dikategori
individu recurve putra, jago bidik kelahiran Blitar 25 November 1991 pernah
menjajal pentas kejuaraan dunia panahan serta Olimpiade Rio de Janeiro pada
tahun 2016 lalu, dan Riau Ega Agatha tetap menyimpan ambisi berikutnya agar
bisa tampil di nomor beregu putra bersama Hendra Purnama dan juga Arif Dwi
Pangestu.
Di kategori putri, srikandi andalan kontingen Indonesia adalah
Diananda Choirunisa, peraih medali perak Asian Games 2018 akan berangkat ke
Tokyo untuk bertarung di nomor recurve individu, pepanah yang tampil
mengesankan di ajang Asian Games ini patut mendapat perhatian untuk bisa
membawa pulang medali ke tanah air
setelah cabang panahan mampu membuat kejutan dengan meraih medali perak
saat Olimpiade 1988 Seoul.
Semoga saja pepanah yang mengenakan hijab ini mampu
mebuat prestasi yang membanggakan, kita
doakan Diananda Choirunisa mampu juga menembus Olimpiade Tokyo di
kategori beregu. Pernah satu ketika lesakan panah Perpani yang merupakan induk
olahraga panahan Indonesia mendapatkan medali perak, setelah vakum tiga puluh
dua tahun tak mampu persembahkan gelar juara, pembuktian kedigdayaan para
srikandi dan arjuna Indonesia akan kita saksikan bersama, tetap lawan terberat
bagi Indonesia adalah para pepanah Korea Selatan, namun dengan ketekunan
berlatih, bukan tak mungkin panah Perpani akan menncap di Olimpiade Tokyo 2020
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar