Tetiba bocah belum genap berusia enam tahun
itu menangis sejadi jadinya, rok yang dikenakan ibunya ditarik tarik, air mata
si bocah keluar dan ia meratap agar permintaannya dikabulkan, bukan permen
ataupun camilan yang ia inginkan, namun permintaan untuk agar kuota internet
bisa di tambah. Sungguh permintaan yang bisa bikin geleng kepala, terdengar
aneh namun itu adalah kenyataan yang terjadi, pesatnya penetrasi internet dan
juga meruahnya penggunaan gawai membawa perubahan besar dalam masyarakat
Indonesia.
Dengan
jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta, yang luar biasanya lagi
adalah data yang disebutkan Internet World Stats, jumlah pengguna internet di
tanah air mencapai angka 132 juta pada tahun 2017. Bukan sebuah angka yang
kecil tentunya, angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat lima besar
dunia untuk jumlah pengguna internet di seluruh dunia, hanya kalah oleh negara
negara seperti China, India, Amerika Serikat serta Brazil.
Kemajuan
teknologi memang tak bisa dibendung, dahulu di dua dekade lalu anak anak mampu
mengeksplor waktu luangnya untuk bermain di luar ruangan dengan segala
kegembiraan yang menyertainya, main bola sambil hujan hujanan, petak umpet,
main layangan dan sejumlah permainan yang melatih otot otot mereka. Tapi kini
sulit rasanya melihat anak anak bermain lepas dan menikmati waktu bersama teman
sebaya, masing masing malah asyik dengan gawai yang tergenggam dan lincah
jemari di layar sentuh ponsel pintar.
Setiap
era memang berbeda untuk menghadapi tantangannya, perkembangan teknologi memang
membawa dampak yang cukup signifikan bagi anak anak usia dini, balita zaman now
acap kali terampil menggunakan gawai, dan bila orang tua bijak maka golden age
di usia tumbuh kembang bisa meniti waktu penting usia dini dan menyelaraskan
unsur motorik antara mata, tangan dan juga otak.
Asal Anteng Dan Membiarkan Asyik Dengan Gadget
Jangan
gembira dahulu jika menemui anak terlihat anteng, nggak rewel dan bersikap
manis saat asyik dengan gadgetnya, meski banyak kalangan menganggap internet
memberi dampak negatif bagi anak anak usia dini, tapi ada juga nilai positif
yang bisa dijadikan pembelajaran. Lagi pula sisi negatif maupun positif selalu
ada dalam kehidupan. Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga
Ilmu Pengetahuan(LIPI) Aulia Hadi memaparkan bahwa regulasi pembatasan usia
mengakses media digital belum ada , acap kali orang tua mengenalkan dunia
digital terlalu dini.
“
Orang tua perlu memahami pola pengasuhan digital, biar anteng lalu di beri saja
ponsel, lha siapa yang salah? “ ungkap Aulia Hadi. Memang orang tua yang saat
ini mendidik anak anak usia dini mesti mampu memilah antara anak anteng karena
gawai, atau anak anak bermain tanpa melibatkan kehadiran ponsel. Tentu orang
tua yang paling tahu akan kebutuhan bagi anak anaknya.
Ada
yang mengatakan bahwa media sosial itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan
yang dekat, ke tetangga dekat malah jarang bertemu muka tapi teman di media
sosial kerap berinteraksi, ingat bahwa anak anak itu peniru yang ulung, apa
yang ia lihat sebagai audio visual akan menjadi memori yang kuat bagi anak
anak. Dan tentu saja hal yang baik dari teknlogi digital bisa di aplikasikan
untuk anak usia dini.
Karea
anteng saja tidak cukup lho, sudah saatnya para orang tua tidak terlena suasana
anteng anak anak usia dini, karena keantengan mereka
Bijak Mengikuti Perkembangan Teknologi
Teknologi memang bergerak cepat, namun bukan berarti hilang kendali dan saatnya tetap bijak menyikapi lajunya teknologi yang memang sepertinya tiada usai, bisa jadi tumbuh kembangnya teknologi malah membuat anak anak semakin tertantang dan makin melahirkan kreatifitas di benak mereka, saat ini dalam gadget dibenamkan permainan permainan edukasi yang tentu saja bisa dimainkan agar anak mampu memecahkan permasalahan yang di desain agar merangsang daya nalar anak anak.
Tapi perlu di ingat pula jangan sampai hal itu membuat anak anak terlena dan malah menjadi lupa waktu, pesona internet dengan segala keasyikannya memang perlu hal bijak untuk di kelola agar anak anak bisa mengikuti perkembangan teknologi namun juga tetap menikmati hari hari terbaiknya sebagai anak anak, lagi pula denga akses internet yang makin mudah di dapat, ada keuntungan lain yakni anak anak pun bisa berinteraksi dengan anak anak lainya di belahan dunia mana pun.
Pendidikan Anak Usia Memahat Peradaban Di Masa Mendatang
Biarkan anak usia dini menikmati cerahnya kehidupan(dokpri)
Jika
saat ini anak anak bermanja dengan segala kekhasannya, tentu akan berbeda jika
itu di tahun 2045 saat Indonesia memperingati kemerdekaan Republik Indonesia di
usia seabad, saat ini mereka yang lucu dan menggemaskan, satu ketika mereka lah
yang akan menjadi ujung tombak derap roda pembangunan, mumpung masih di beri
kesempatan dalam waktu yang terasa singkat, kita persiapkan anak anak kita yang
saat ini masih berbicara cadel, atau kepolosan yang menggemaskan itu.
Dunia
literasi digital sangat bisa akan berkembang jauh lebih pesat untuk beberapa
tahun mendatang, dan waktu terbaik mendidik mereka dengan netiket, ada etiket
ketika berselancar di media sosia. Kita masih ingat betapa kerasnya dan nyaris
brutal orang orang dewasa saat berada di sosial media ketika mendukung capres
jagoannya, jangan sampai caci maki menuai jejak digital dikemudian hari,
pendidikan anak di usia dini adalah seni memahat peradaban di masa mendatang.
Tulisan
yang menghujat, sebaran hoax serta ujaran kebencian jangan sampai mewarnai
pikiran anak anak usia dini, bukan lagi mencari perbedaan namun mencari simpul
persamaan agar tunas tunas muda tak terkontaminasi dengan hoax dan sejenisnya.
Saatnya kini kita persiapkan generasi emas yang berusia 1,5-6 tahun untuk
melihat dan merasakan hal yang baik dari orang tuanya dan juga lingkungan
sekitar. Di usia seabad Indonesia pula kita nanti bisa melihat, apakah yang
kita tanam bagi para anak usia dini saat ini, menjadi pribadi hebat dengan
keshalehan sosial yang menggerakan lingkungan sekitarnya untuk berpikir dan
berbuat positif, hanya waktu yang bisa menjawabnya kelak.
Apple Tree Pre School BSD Rimbunnya Pohon Apel Untuk Asa
Di Masa Depan
Setiap
orang tua akan memberi hal yang terbaik bagi buah hatinya, apalagi milenium
kedua ini telah terbukti persaingan semakin ketat, bukan lagi sebagai warga
negara yang mendiami satu negara tertentu, namun dengan kecanggihan teknologi,
kita serasa di sebuah kampug besar yang dapat secepat kilat terhubung,
kemampuan bertutur pun menjadi hal yang penting untuk pergaulan di era yang
terbuka seperti saat ini. Saatnya bersiap untuk dunia yang lebih luas namun
tidak tercabut akar budaya nusantara.
Apple
Tree Pre School BSD mempersiapkan anak anak usia dini dengan pemahaman bahasa
Inggris dan juga Mandarin, dengan kurikulum yang memungkinkan anak
mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menggapai cita cita, secepat apa
yang mereka inginkan. Apple Tree Pre School BSD dengan mengadopsi kurikulum
Singapura yang mengedepankan moral namun memiliki rasa kreatifitas. Menerapkan
physical education namun menikmati sain dan juga musik.
Ibarat
rimbunnya buah apel yang memberi manfaat dalam kehidupan, Apple Tree Pre School
yang memiliki lima tingkatan untuk anak anak usia antara 1,5 tahun hingga 6
tahun dengan program yang bersahabat dengan anak anak. Kelak anak anak akan
memilki kemampuan beradaptasi di era digital, pendidikan yang keren dan patut
diapreasasi atas usaha Apple Tree Pre School agar anak anak tetap menikmati
cerianya bermain namun tetap siap untuk bersaing dengan anak anak lain di
penjuru dunia.
#appletreebsd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar