Pages

Sabtu, September 07, 2019

Generasi Emas Anak Usia Dini Dalam Pusaran Kuota Internet


               

                                    Saatnya generasi emas anak usia dini melek teknologi(dokpri)


  Tetiba bocah belum genap berusia enam tahun itu menangis sejadi jadinya, rok yang dikenakan ibunya ditarik tarik, air mata si bocah keluar dan ia meratap agar permintaannya dikabulkan, bukan permen ataupun camilan yang ia inginkan, namun permintaan untuk agar kuota internet bisa di tambah. Sungguh permintaan yang bisa bikin geleng kepala, terdengar aneh namun itu adalah kenyataan yang terjadi, pesatnya penetrasi internet dan juga meruahnya penggunaan gawai membawa perubahan besar dalam masyarakat Indonesia.

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 263 juta, yang luar biasanya lagi adalah data yang disebutkan Internet World Stats, jumlah pengguna internet di tanah air mencapai angka 132 juta pada tahun 2017. Bukan sebuah angka yang kecil tentunya, angka tersebut menempatkan Indonesia di peringkat lima besar dunia untuk jumlah pengguna internet di seluruh dunia, hanya kalah oleh negara negara seperti China, India, Amerika Serikat serta Brazil.

Kemajuan teknologi memang tak bisa dibendung, dahulu di dua dekade lalu anak anak mampu mengeksplor waktu luangnya untuk bermain di luar ruangan dengan segala kegembiraan yang menyertainya, main bola sambil hujan hujanan, petak umpet, main layangan dan sejumlah permainan yang melatih otot otot mereka. Tapi kini sulit rasanya melihat anak anak bermain lepas dan menikmati waktu bersama teman sebaya, masing masing malah asyik dengan gawai yang tergenggam dan lincah jemari di layar sentuh ponsel pintar.

Setiap era memang berbeda untuk menghadapi tantangannya, perkembangan teknologi memang membawa dampak yang cukup signifikan bagi anak anak usia dini, balita zaman now acap kali terampil menggunakan gawai, dan bila orang tua bijak maka golden age di usia tumbuh kembang bisa meniti waktu penting usia dini dan menyelaraskan unsur motorik antara mata, tangan dan juga otak.

Asal Anteng Dan Membiarkan Asyik Dengan Gadget

Jangan gembira dahulu jika menemui anak terlihat anteng, nggak rewel dan bersikap manis saat asyik dengan gadgetnya, meski banyak kalangan menganggap internet memberi dampak negatif bagi anak anak usia dini, tapi ada juga nilai positif yang bisa dijadikan pembelajaran. Lagi pula sisi negatif maupun positif selalu ada dalam kehidupan. Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan(LIPI) Aulia Hadi memaparkan bahwa regulasi pembatasan usia mengakses media digital belum ada , acap kali orang tua mengenalkan dunia digital terlalu dini.
“ Orang tua perlu memahami pola pengasuhan digital, biar anteng lalu di beri saja ponsel, lha siapa yang salah? “ ungkap Aulia Hadi. Memang orang tua yang saat ini mendidik anak anak usia dini mesti mampu memilah antara anak anteng karena gawai, atau anak anak bermain tanpa melibatkan kehadiran ponsel. Tentu orang tua yang paling tahu akan kebutuhan bagi anak anaknya.

Ada yang mengatakan bahwa media sosial itu mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat, ke tetangga dekat malah jarang bertemu muka tapi teman di media sosial kerap berinteraksi, ingat bahwa anak anak itu peniru yang ulung, apa yang ia lihat sebagai audio visual akan menjadi memori yang kuat bagi anak anak. Dan tentu saja hal yang baik dari teknlogi digital bisa di aplikasikan untuk anak usia dini.
Karea anteng saja tidak cukup lho, sudah saatnya para orang tua tidak terlena suasana anteng anak anak usia dini, karena keantengan mereka

Bijak Mengikuti Perkembangan Teknologi

Teknologi memang bergerak cepat, namun bukan berarti hilang kendali dan saatnya tetap bijak menyikapi lajunya teknologi yang memang sepertinya tiada usai, bisa jadi tumbuh kembangnya teknologi malah membuat anak anak semakin tertantang dan makin melahirkan kreatifitas di benak mereka, saat ini dalam gadget dibenamkan permainan permainan edukasi yang tentu saja bisa dimainkan agar anak mampu memecahkan permasalahan yang di desain agar merangsang daya nalar anak anak.

Tapi perlu di ingat pula jangan sampai hal itu membuat anak anak terlena dan malah menjadi lupa waktu, pesona internet dengan segala keasyikannya memang perlu hal bijak untuk di kelola agar anak anak bisa mengikuti perkembangan teknologi namun juga tetap menikmati hari hari terbaiknya sebagai anak anak, lagi pula denga akses internet yang makin mudah di dapat, ada keuntungan lain yakni anak anak pun bisa berinteraksi dengan anak anak lainya di belahan dunia mana pun.

Pendidikan Anak Usia Memahat Peradaban Di Masa Mendatang

                                      Biarkan anak usia dini menikmati cerahnya kehidupan(dokpri)


Jika saat ini anak anak bermanja dengan segala kekhasannya, tentu akan berbeda jika itu di tahun 2045 saat Indonesia memperingati kemerdekaan Republik Indonesia di usia seabad, saat ini mereka yang lucu dan menggemaskan, satu ketika mereka lah yang akan menjadi ujung tombak derap roda pembangunan, mumpung masih di beri kesempatan dalam waktu yang terasa singkat, kita persiapkan anak anak kita yang saat ini masih berbicara cadel, atau kepolosan yang menggemaskan itu.

Dunia literasi digital sangat bisa akan berkembang jauh lebih pesat untuk beberapa tahun mendatang, dan waktu terbaik mendidik mereka dengan netiket, ada etiket ketika berselancar di media sosia. Kita masih ingat betapa kerasnya dan nyaris brutal orang orang dewasa saat berada di sosial media ketika mendukung capres jagoannya, jangan sampai caci maki menuai jejak digital dikemudian hari, pendidikan anak di usia dini adalah seni memahat peradaban di masa mendatang.

Tulisan yang menghujat, sebaran hoax serta ujaran kebencian jangan sampai mewarnai pikiran anak anak usia dini, bukan lagi mencari perbedaan namun mencari simpul persamaan agar tunas tunas muda tak terkontaminasi dengan hoax dan sejenisnya. Saatnya kini kita persiapkan generasi emas yang berusia 1,5-6 tahun untuk melihat dan merasakan hal yang baik dari orang tuanya dan juga lingkungan sekitar. Di usia seabad Indonesia pula kita nanti bisa melihat, apakah yang kita tanam bagi para anak usia dini saat ini, menjadi pribadi hebat dengan keshalehan sosial yang menggerakan lingkungan sekitarnya untuk berpikir dan berbuat positif, hanya waktu yang bisa menjawabnya kelak.

Apple Tree Pre School BSD Rimbunnya Pohon Apel Untuk Asa Di Masa Depan


Setiap orang tua akan memberi hal yang terbaik bagi buah hatinya, apalagi milenium kedua ini telah terbukti persaingan semakin ketat, bukan lagi sebagai warga negara yang mendiami satu negara tertentu, namun dengan kecanggihan teknologi, kita serasa di sebuah kampug besar yang dapat secepat kilat terhubung, kemampuan bertutur pun menjadi hal yang penting untuk pergaulan di era yang terbuka seperti saat ini. Saatnya bersiap untuk dunia yang lebih luas namun tidak tercabut akar budaya nusantara.

Apple Tree Pre School BSD mempersiapkan anak anak usia dini dengan pemahaman bahasa Inggris dan juga Mandarin, dengan kurikulum yang memungkinkan anak mengembangkan potensi yang dimilikinya dan menggapai cita cita, secepat apa yang mereka inginkan. Apple Tree Pre School BSD dengan mengadopsi kurikulum Singapura yang mengedepankan moral namun memiliki rasa kreatifitas. Menerapkan physical education namun menikmati sain dan juga musik.
Ibarat rimbunnya buah apel yang memberi manfaat dalam kehidupan, Apple Tree Pre School yang memiliki lima tingkatan untuk anak anak usia antara 1,5 tahun hingga 6 tahun dengan program yang bersahabat dengan anak anak. Kelak anak anak akan memilki kemampuan beradaptasi di era digital, pendidikan yang keren dan patut diapreasasi atas usaha Apple Tree Pre School agar anak anak tetap menikmati cerianya bermain namun tetap siap untuk bersaing dengan anak anak lain di penjuru dunia.





#appletreebsd

Tidak ada komentar:

Posting Komentar