Menulis itu melakukan perlawanan dalam hening(dokpri)
Kang Maman Suherman, pria yang pernah berperan sebagai
notulen dakam acara Indonesia Lawak Club, tayangan parody yang menampilkan
pelawak pelawak top di Indonesia, tampil sebagai orang di penghujung acara
dengan kesimpulan kesimpulan nan menohok membuat kita merenung tentang apa yang
terjadi di negeri ini dalam presfektif berbeda. Pria kelahiran Makasar 10
November 1965 dan berkecimpung di dunia jurnalistik sebagai wartawan Nova pada
tahun 1986, memiliki segudang cerita dan mengapa ia tertarik dengan dunia
literasi.
Tak dinyana bahwa karier kepenulisan Kang Maman
berawal dari tulisan puisi dengan honor lima puluh rupiah, namun honor tersebut
membuat Kang Maman Suherman girang tak kepalang karena puisinya tentang pujaan
hati itu mampu menghasilkan rupiah dan bukti pemuatan puisi tersebut ditunjukan
kepada gadis yang Kang Maman taksir saat itu,cie cie so sweet. Kang Maman
mempunyai bekal pendidikan di jurusan kriminolog dan mulai menjadi wartawan di
grup Kompas sejak tahun 1986 hingga tahun 2003,ada satu hal yang di ingat
penulis saat bertemu Kang Maman dalam sebuah acara, yakni pernyataan Kang Maman
yang terasa bernas dan to the point, jika melawan kebisingan harus dengan
berteriak tetapi dengan menulis, meski dalam hening maka perlawanan terjadi
dalam tulisan karena karya kita di baca orang, maka penting banget mengapa kita harus menulis, nah sampai di
sini baru ngeh deh.
Dari tulisan tulisan Kang Maman, jadi tahu deh ternyata pencapaian untuk menjadi bintang itu nggak gampang,bahkan seorang ibu merelakan anaknya untuk 'dicicipi'agar kariernya bisa di dongkrak dan Kang Maman langsung mengalami kejadiannya,atau dengan cerdas Kang Maman membeberkan fakta ada artis yang bermasalah dengan penampilannya di tivi dan mereka mereka itu bintang dengan honor selangit dan kerap muncul di tivi tivi,walau kita tahu penampilan mereka cenderung vulgar, tapi ya begitulah demi materi apapun dilakukan.
Ada juga cerita lucu saat Kang Maman ngumpetin buku stensilan sejenis Nick Carter atau Enny Arrow dibalik gambar presiden ketika di sekolah untuk mengelabui pandangan guru, kenakalan masa remaja dari Kang Maman Suherman. Saat ini di eranya internet bahwa jurnalisme warga itu berarti ia mempunyai peran sebagai penulis, editor, pemasar dan juga produser bagi dirinya sendiri, namun demikian jangan lupa untuk mematuhi sembilan elemen jurnalistik Bill Kovach dengan filosofi jurnalisme mengejar kebenaran dan jurnalisme itu disiplin menalankan verifikasi, independen terhadap sumber berita, menjadi pemantau kekuasaan serta berusaha keras membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan seraya menjaga berita menjadi proposional. Dengan cara ini sebenarnya bisa dipastikan menulis menjadi sesuatu hal yang mencerahkan bagi semua.
Dari tulisan tulisan Kang Maman, jadi tahu deh ternyata pencapaian untuk menjadi bintang itu nggak gampang,bahkan seorang ibu merelakan anaknya untuk 'dicicipi'agar kariernya bisa di dongkrak dan Kang Maman langsung mengalami kejadiannya,atau dengan cerdas Kang Maman membeberkan fakta ada artis yang bermasalah dengan penampilannya di tivi dan mereka mereka itu bintang dengan honor selangit dan kerap muncul di tivi tivi,walau kita tahu penampilan mereka cenderung vulgar, tapi ya begitulah demi materi apapun dilakukan.
Ada juga cerita lucu saat Kang Maman ngumpetin buku stensilan sejenis Nick Carter atau Enny Arrow dibalik gambar presiden ketika di sekolah untuk mengelabui pandangan guru, kenakalan masa remaja dari Kang Maman Suherman. Saat ini di eranya internet bahwa jurnalisme warga itu berarti ia mempunyai peran sebagai penulis, editor, pemasar dan juga produser bagi dirinya sendiri, namun demikian jangan lupa untuk mematuhi sembilan elemen jurnalistik Bill Kovach dengan filosofi jurnalisme mengejar kebenaran dan jurnalisme itu disiplin menalankan verifikasi, independen terhadap sumber berita, menjadi pemantau kekuasaan serta berusaha keras membuat hal yang penting menjadi menarik dan relevan seraya menjaga berita menjadi proposional. Dengan cara ini sebenarnya bisa dipastikan menulis menjadi sesuatu hal yang mencerahkan bagi semua.
Tak dipungkiri bahwa era kekinian, era nyadigitalisasi
yang mampu memunculkan buzzer dengan jumlah follower diatas seratus ribuan di
media sosial twitter dan mendapat kontrak dari perusahaan dengan jumlah yang fantastic,
ini peluang dan juga sebuah tantangan yang sebenarnya bisa dipergunakan ke arah
mana posisi kita di dunia maya, dunia yang sebelumnya tidak terbayangkan di
dekade yang lalu. Beruntung pernah bertemu Kang Maman Suherman, seorang yang
multi talenta dan mengerti tentang seluk beluk dunia jurnalisme, ada satu
filosofi yang selalu di ingat Kang Maman Suherman, petuah dari bos Kompas
Group, Jacob Oetama yang berbunyi”Kalau kamu cuma menulis untuk cari uang,
Kompas bukan tempatnya tetapi menulislah tentang dua hal yaitu pencerahan dan
pemerkayaan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar