Koleksi kaset jadul, teman saat musim penghujan tiba(dokpri)
Entah apa hubungannya antara pensil atau pulpen dengan
sebuah alat rekam bernama kaset, namun yang pasti itu adalah hal yang paling
banyak di jumpai. Pulpen sebagai alat tulis bisa berubah fungsi menjadi
penggulung dari pita kaset, bisa karena kusut ataupun jika pakai Walkman maka
untuk menghemat catu daya dari baterai, namun meski harus bersusah payah dengan
menggerak gerakan pulpen di kaset, hal yang lumrah itu ternyata memantik
kenangan seru akan sebuah masa saat pita kaset menjadi hal yang menyenangkan.
Saat ini memang kaset bukan lagi pilihan utama di
dunia rekaman, era digital yang memungkinkan merekam suara dengan mudah, bahkan
saat ini dengan suara pas pasan pun bisa menyanyi laiknya para penyanyi yang
pernah merasakan kompetisi bernyanyi, rekaman tak” seseram” dulu yang memang mengandalkan
kekuatan vocal, para penyanyi yang pernah merasakan dengan gemblengan recording
pita kaset tentu jauh berbeda dengan era kekinian yang tinggal klik di computer,
memadukan dengan laptop maka jadi deh sebuah karya.
Kaset menjadi andalan grup grup papan atas untuk
menjajal eksistensi, seberapa popular pencapaian sebuah album maka yang dihitung
adalah jumlah keping kopi kaset yang terjual, bila berada di angka 1 jutaan
kopi maka album tersebut dianggap meledak alias best seller, begitulah tentang
pita kaset dan juga kisah yang menyertainya. Namun saat ini toko toko kaset
gulung tikar, peralihan teknologi digital membuat kejayaan tentang pita kaset
hanya menjadi sayup sayup kenangan.
Kaset
pita mempunyai banyak nostalgi saat memilikinya,saat itu harga kaset yang aseli
dikisaran 5000 rupiah hingga 10000,bangga rasanya jika mampu membeli kaset
aseli dari grup atau penyanyi yang kita idolakan. Rasanya terbayar lunas
menyisihkan rupiah demi rupiah hanya untuk membeli kaset tersebut.Di era 90an
genre musik Indonesia
masih beragam,mulai rock yang diwakili God Bless dan Gong 2000,Elpamas,dan
group favorit ane Kaisar dengan single hit Kerangka Langit.Di jagad Pop tak
disangsikan lagi adalah Chrisye,dan tak kalah keren adalah penampilan Iwan
Fals,mohon maaf bukan tidak cinta dangdut,sampai saat ini saya blum pernah
membeli kaset dari aliran ini(maaf bang haji).
Diparuh
akhir 90 muncul Dewa 19 yang menghentak,semua kaset Dewa dengan vokalis Ari
Lasso terkoleksi lengkap,tak peduli saat itu makan dengan menu ala kadarnya
demi membeli kaset incaran. Namun semenjak krisis moneter menghantam,perlahan
namun pasti harga kaset mulai merangkak naik mengikuti dolar.Pada titik ini
semangat memiliki kaset mulai mengendur,perlahan tapi pasti koleksi kaset mulai
tersendat.Untuk sekedar memiliki hanya angan.Realita hidup dengan gaji yang
minim memaksa untuk menahan diri untuk membeli kaset,selain itu hobi baru yaitu
membeli buku juga membuat pembelian kaset benar benar terhenti.
Sekarang saat
senggang terkadang memutar kaset kaset jadul dan yang paling saya putar adalah Dewa
dan tentu saja KLA Project yang memang layak disebut legend di blantika musik
Indonesia, KLA Project selalu punya simbol simbol makna yang begitu kuat di
setiap lirik lagunya, nggak menghentak namun musik yang diciptakannya terasa
manis dan boleh dibilang bahwa grup band yang pernah sangat populer dengan lagu
Jogjakarta memang mempunyai selera asyik di kancah musik anak negeri.
Musim hujan begini enaknya sih leyeh leyeh sambil
denger musik, bukan download lagu, bukan streaming, namun mendengarkan musik
dari pita kaset koleksi pribadi, hmm musik bangsa sendiri memang tetap asyik
lho untuk di nikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar