Pages

Rabu, Januari 07, 2015

Permainan Tradisional, Masih Adakah Yang Memainkannya Kini?(Bagian Pertama)

                                                   Dunia anak, dunia bermain, cerianya anak anak(dok pribadi)


Anak anak identik dengan bermain, saking asyiknya main terkadang lupa untuk melakukan aktifitas lain, misalnya mandi, belajar ataupun hal hal yang menurut orang dewasa lebih penting dibandingkan bermain, namun seiring dengan pesatnya perkembangan zaman, permainan tradisional yang dulu kerap dimainkan anak anak saat bulan purnama, saat selepas bubar sekolah, atau pun kesempatan yang bisa untuk bermain.

Beruntung saya dan mungkin teman sebaya saya di generasi yang sama, pernah mencicipi aneka permainan tradisional yang memiliki rupa manfaat, bisa menjalin kerja sama, tubuh aktif bergerak dan tentu saja keseruan yang ada saat permainan, walau tetap saja ada bocah bocah yang curang saat bermain, kalau di istilah Sunda di kasih nama budak  bulit atau anak licik, mereka selalu mencari celah untuk memenangkan permainan walau dengan jalan culas, tapi namanya anak anak sesudah usai permainan pasti akur lagi.

Ada beberapa ragam permainan dan diantara itu ada yang masih di ingat, dari beberapa itu, saya sajikan sebagai bahan tulisan mungkin ini akan membangktkan memori teman teman dengan permainan tradisional yang mungkin sekali pernah dimainkan, inilah dari beberapa itu:

                 Bubutulan :

Jenis permainan ini yaitu head to head, alias jika lima maka lawannya pun lima orang, aturan mainnya adalah dua kubu saling berhadapan, mereka punya base camp berupa batu yang harus di jaga, kedua tim saling kejar, bila ada salah satu anggota tim yang terkejar terus tersentuh anggota badannya maka si lawan yang tersentuh menjadi tawanan, tawanan bisa dibebaskan oleh satu timnya dengan menyentuh anggota badan dan yang paling sering adalah tangan, ada istilah kolot dan ngora di permainan ini, kalau tidak salah yang disebut kolot adalah pemain yang lebih dulu berlari dan dikejar oleh yang ngora.
Permainan akan berakhir ketika banyak anggota tim yang tertawan, jika timnya menyisakan satu pemain di base camp, maka tim lawan akan menghampiri secara bersamaan dan mengepung, istilah ini disebut jaga sarebu, dan klimaksnya yaitu tim yang diserbu akan mengalami kekalahan saat batu yang ada di base camp berhasil di sentuh, maka skor pun berubah menjadi 1-0.

                Memeongan :

Variasi dari permainan ini memang banyak, ada meong edanan, meong bunder, meong tagong dan banyak sebutan lainnya, namun saya cuma membahas tiga meong ini, ya memeongan berarti main kucing kucingan, kalau meong edanan adalah permainan kucing kucingan, misalnya yang main ada tujuh atau lebih lalu ditentukan siapa yang jadi meongnya, bisa lewat hompimpa atau suwit, jika sudah ditentukan meongnya maka si meong akan mengejar salah satu dari keenam pemain, jika sudah tertangkap maka yang kedua dan meong pertama mengejar orang ketiga dan seterusnya sehingga keenam pemain tertangkap semua, yang tertangkap pertama akan menjadi meong baru.

Meong bunder adalah, siapkan areal yang cukup untuk berlari, ada lingkaran dan pemainnya harus berlari hingga ke lingkaran, yang terakhir masuk lingkaran akan menjadi meong, tugasnya adalah menyentuh pemain yang berada d lingkaran sampai pemainnya semua tersentuh oleh si meong.

Meong tagong, terkadang permaianan ini disertai'mantra' untuk memulai permainan, kurang lebih begini mantranya,
                      "Mimiko jamu cap jago, selawe loro bumbu masak miwon sabun cuci palem, pas kata terakhir palem, maka bibir terkatup dan jangan terlihat gigi, jika ada yang terlihat gigi maka ia akan meong, dan ia diwajibkan mengejar kawannya, untuk tidak kena maka si pemain yang bukan lawan bisa berjongkok atau nagong, si meong bisa menangkap lawannya dalam posisi berdiri, dan yang jongkok tak boleh berdiri kalau tak ada yang membangunkannya, bila dia berdiri sendiri maka otomatis ia pun akan menjadi meong baru menggantikan temannya.

                   Sodor :
Sebuah permainan dikala waktu bulan purnama penuh,namun kalau siang pun tak dilarang, permainan empat lawan empat, kalau ada giliran jaga, maka pemain harus menjaga lawannya agar tidak masuk ke arah dalam, dan untuk menjaganya dengan cara merentangkan tangan, pemain lawan bisa lolos sampai ke dalam hingga masuk dan dinyatakan menang, permainan ini butuh kecepatan, timing dan juga kerja sama tim untuk memenangkan pertandingan.

                   Alung Boyong :

Permainan ini dibutuhkan kerja sama tim, kekompakan dan keseimbangan, posisinya adalah pemain yang kalah undian dalam suit, diwajibkan berdiri dengan posisi membungkuk, seperti posisi ruku di dalam sholat, lalu lawan yang menang undian naik ke punggung dan mulai melemparkan bola ke arah temannya di area yang berbeda, jika bola jatuh maka otomatis yang membungkuk akan menjadi orang yang melempar bola,dan ganti posisi kerap di lakukan.

                     Sasamunian  :
Permainan sejenis petak umpet,  dan ada yang harus mencari pemain lainnya hingga semuanya dapat di temukan.

Itulah beberapa permainan tradisional yang pernah dimainkan oleh anak anak di kampung saya di Rajawetan,permainan tradisional yang pernah populer di era 80 an, saat gadget tak pernah terbayangkan seperti saat ini, tunggu kelanjutannya, karena asyiknya permainan tradisional belum saya bongkar semua, nantikan di bagian 2.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar