Pages

Minggu, Maret 25, 2018

Edukasi Adalah Kunci Menuju Negara Berperadaban, Mampukah Negara Kita Mengoptimalkannya?


                                             Suasana ruangan kelas di sebuah sekolah penulis di daerah Mandirancan(dokpri)

                
Shubuh tadi di musholla hadir tetangga yang baru saja pulang dari Korea Selatan, bercerita pula tentang kesan selama hampir 6 bulan bermukim di negeri Ginseng yang terkenal dengan kimchi, Kpop dan juga jago bal balan. Tetangga saya sangat mengagumi cara cara dan etos kerja para penduduk Korea Selatan yang tepat waktu, disiplin dan juga taat aturan. Hingga saat Korea Selatan termasuk negara yang mumpuni di bidang pendidikan, kemampuan siswa di Korea Selatan untuk ilmu Matematika, kemampuan membaca dan juga ilmu pengetahuan, pada penilaian yang di selenggarakan pada tahun 2015-2016 menyebutkan Korea Selatan berada di urutan pertama, di ikuti Jepang, Singapura dan Hongkong.

Bagaimana hasil untuk negeri tercinta Indonesia? Menurut MBC Times dalam artikel “20 Best Education System In The World” bahwa pendidikan di negeri ini menempati urutan buncit dari 40 negara yang di amati, negara yang mendekati urutan papan bawah adalah Brazil di posisi 38, dan Mexico satu strip di atas Indonesia di peringkat 39. Perlu memperbaiki sistem pendidikan di nusantara agar tak tertinggal jauh dengan negara negara lainnya, perlu terobosan yang bukan melulu di seminarkan di hotel megah, sedangkan di sisi lain sekolah sekolah serasa pedih dengan bangunan yang nyaris ambruk.


Pola Pendidikan Yang Komprehensif Dengan Pendekatan Budaya Lokal

Nusantara memiliki kearifan lokal yang saling melengkapi, kultur Jawa tentu sangat berbeda dengan suku yang berada di Sulawesi. Begitu juga anak anak di Papua sangat memiliki ke khasan dan juga keunikan dengan bocah bocah yang berada di Nangroe Aceh Darusalam. Ini sebenarnya telah menjadi modal awal bagi pendidikan di Indonesia, sudah saatnya pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini mampu menyerap nilai nilai lokal seraya memadukan dengan sistem pendidikan tanpa harus memaksakan penyeragaman metoda pendidikan.

Di perlukan keluwesan untuk memahami bahwa setiap siswa adalah pribadi pribadi yang hebat dengan segala keunikan personal yang bila digali potensinya akan melejitkan kemampuan individu, namun memang hal itu terbentur sebuah peraturan yang kerap berubah di saat pemangku kebijakan telah berganti. Teringat saat penulis bersekolah di era tahun 80an, tetiba konsep pendidikan berubah dari formasi bangku yang biasanya berjajar dari depan ke belakang, bangku di tata dengan konsep seperti empat persegi panjang, dan metoda pengajaran di sebut Cara Belajar Siswa Aktif.

Siswa di upayakan untuk lebih kritis dan bertanya, cukup menyenangkan bisa berdiskusi dan mengeluarkan pendapat bila guru sedang mengajar, tidak terlalu lama sistem CBSA, ganti menteri usai pula sistem tersebut, begitu pula dengan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa yang dulu pernah ada dan kini pun pelajaran tersebut telah pamit dari sekolah sekolah sejak beberapa tahun lampau. Bila kita terus terusan gonta ganti konsep pendidikan, apakah akan ada jejak yang bisa di banggakan dalam sistem pendidikan nasional?

72 tahun berjalan negeri ini di alam kemerdekan pada buktinya sistem pendidikan di negeri ini malah di posisi juru kunci, pasti ada yang salah dalam pendidikan nasional yang perlu di benahi bersama dengan cara tak saling tuding namun ayolah berkolaborasi agar pendidikan di Indonesia lebih di perhatikan secara mendalam, jangan juga mengorbankan jutaan siswa dengan sistem coba coba.

Tantangan Milenial Dalam Edukasi Yang Makin Mengglobal

Kuncinya adalah jangan abai dengan edukasi, ibarat panglima ya edukasi adalah panglima bagi sebuah negeri, omong kosong mengharap keberkahan satu bangsa namun abai dalam pola pendidikan, apalagi era sekarang dengan pasokan informasi secepat lontaran peluru, koneksi internet yang telah mengubah wajah kita di era global. Masih ingat cara siswa yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi titian dan di bawahnya aliran sungai yang deras.

Seluruh dunia akhirnya tahu, dan ini adalah tamparan bagi dunia pendidikan kita, bukan untuk di ratapi tapi di perbaiki, semoga siapapun pemerintahannya, ada upaya yang serius agar edukasi menjadi prioritas utama agar negeri ini mendapatkan kehormatan yang sepantasnya. Tantangan era milenial mungkin berat di banding dua dasawarsa silam. Informasi semakin marak di era milenial tentu jauh berbeda di banding dulu yang televisi pun hanya satu saluran.

Bila kita semua masih peduli dengan edukasi di negeri ini, belum ada kata terlambat, setiap warga negara di Indonesia selayaknya saling bahu membahu agar pendidikan nasional mampu bangkit dari keterpurukan peringkat di banding negara negara lain, baik itu orang tua, para guru, dosen, siswa, mahasiswa atau pun para pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini bisa bersinergi. Tetap optimis bahwa negeri ini akan mengalami lompatan kemajuan di bidang edukasi dan mewarnai kemajuan bangsa.
Pihak Swasta Peduli Edukasi Adalah Keniscayaan

Pemerintah adalah regulator dalam sistem pendidikan nasional, namun peran swasta pun selayaknya menjadi satu hal keniscayaan agar dunia pendidikan di Indonesia terus terasah. Salah satu tempat ideal agar para siswa mampu menyerap pelajaran yang diampu, adalah tempat kursus dan di butuhkan satu tempat yang terpadu agar beberapa mata pelajaran yang ingin di intensifkan bisa terjangkau secara waktu dan kendala jarak yang berjauhan antar tempat kursus bisa di minimalisir.

Zaman now dengan tingkat kemacetan di jalanan yang kian menggila meski sejak jarak tak terlalu jauh, boros waktu dan boros tenaga. EduCenter adalah solusi tepat yakni one stop education of excellence. Mengapa harus EduCenter? Ternyata di tempat yang ciamik ini adalah pusat pertama dan terbesar di Indonesia, dengan lebih 20 institusi pendidikan ternama. Keseimbangan untuk memberikan bekal edukasi bagi para anak anak, tak melulu kegiatan kursus dalam mapel di sekolah namun lebih dari itu EduCenter pun memiliki kursus untuk memasak, piano, musik, balet, berenang dan lain sebagainya.

           Gedung EduCenter nan megah, membangun peradaban melalui pendidikan(dokumentasi dari :www.educenter.id)


Perpaduan mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri, bagaimana pun perkembangan motorik di luar pelajaran eksakta pun di perlukan bagi anak anak generasi milenial. Kenyamanan bagi murid dan juga orang tua murid adalah prioritas. Apalagi memang kawasan seperti di BSD City dan juga Serpong dalam beberapa dekade terakhir mengalami pesatnya pertumbuhan kawasan. Ke depannya di predikasi Edu Center pun akan menjadi trend di Indonesia.

Kita berharap pihak swasta pun tak melulu profit oriented, ada sebuah keinginan untuk memajukan edukasi bagi bangsa ini, salah satu media yang cukup efektif adalah dengan adanya Edu Center yang menunjang pendidikan bagi negeri ini. Maju terus dunia pendidikan Indonesia, biarkan anak negeri mampu meraih asa dan cita setinggi bintang di langit, saatnya mengejar ketertinggalan sistem pendidikan di banding negara negara maju lainnya. Masih ada waktu yang tersisa, sebuah jawaban yang akan melengkapi puzzle dengan riweuhnya sistem pendidikan nasional saat ini.

Jawaban itu adalah EduCenter yang akan menjadi pusat peradaban dan sekaligus oase yang menyejukan di tengah pesimisme akan arah pendidikan negeri ini. Mari kita songsong 100 tahun Indonesia merdeka nanti dengan pendidikan yang tak melupakan akar budaya lokal Indonesia, harapan itu pasti ada, yakinlah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar