Suasana ruangan kelas di sebuah sekolah penulis di daerah Mandirancan(dokpri)
Shubuh tadi di musholla hadir
tetangga yang baru saja pulang dari Korea Selatan, bercerita pula tentang kesan
selama hampir 6 bulan bermukim di negeri Ginseng yang terkenal dengan kimchi, Kpop
dan juga jago bal balan. Tetangga saya sangat mengagumi cara cara dan etos
kerja para penduduk Korea Selatan yang tepat waktu, disiplin dan juga taat aturan.
Hingga saat Korea Selatan termasuk negara yang mumpuni di bidang pendidikan,
kemampuan siswa di Korea Selatan untuk ilmu Matematika, kemampuan membaca dan
juga ilmu pengetahuan, pada penilaian yang di selenggarakan pada tahun
2015-2016 menyebutkan Korea Selatan berada di urutan pertama, di ikuti Jepang,
Singapura dan Hongkong.
Bagaimana
hasil untuk negeri tercinta Indonesia? Menurut MBC Times dalam artikel “20 Best
Education System In The World” bahwa pendidikan di negeri ini menempati urutan
buncit dari 40 negara yang di amati, negara yang mendekati urutan papan bawah
adalah Brazil di posisi 38, dan Mexico satu strip di atas Indonesia di
peringkat 39. Perlu memperbaiki sistem pendidikan di nusantara agar tak
tertinggal jauh dengan negara negara lainnya, perlu terobosan yang bukan melulu
di seminarkan di hotel megah, sedangkan di sisi lain sekolah sekolah serasa
pedih dengan bangunan yang nyaris ambruk.
Pola Pendidikan Yang Komprehensif Dengan Pendekatan
Budaya Lokal
Nusantara
memiliki kearifan lokal yang saling melengkapi, kultur Jawa tentu sangat
berbeda dengan suku yang berada di Sulawesi. Begitu juga anak anak di Papua
sangat memiliki ke khasan dan juga keunikan dengan bocah bocah yang berada di
Nangroe Aceh Darusalam. Ini sebenarnya telah menjadi modal awal bagi pendidikan
di Indonesia, sudah saatnya pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini mampu
menyerap nilai nilai lokal seraya memadukan dengan sistem pendidikan tanpa
harus memaksakan penyeragaman metoda pendidikan.
Di perlukan
keluwesan untuk memahami bahwa setiap siswa adalah pribadi pribadi yang hebat
dengan segala keunikan personal yang bila digali potensinya akan melejitkan
kemampuan individu, namun memang hal itu terbentur sebuah peraturan yang kerap
berubah di saat pemangku kebijakan telah berganti. Teringat saat penulis
bersekolah di era tahun 80an, tetiba konsep pendidikan berubah dari formasi
bangku yang biasanya berjajar dari depan ke belakang, bangku di tata dengan
konsep seperti empat persegi panjang, dan metoda pengajaran di sebut Cara Belajar
Siswa Aktif.
Siswa di
upayakan untuk lebih kritis dan bertanya, cukup menyenangkan bisa berdiskusi
dan mengeluarkan pendapat bila guru sedang mengajar, tidak terlalu lama sistem
CBSA, ganti menteri usai pula sistem tersebut, begitu pula dengan mata pelajaran
Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa yang dulu pernah ada dan kini pun
pelajaran tersebut telah pamit dari sekolah sekolah sejak beberapa tahun
lampau. Bila kita terus terusan gonta ganti konsep pendidikan, apakah akan ada
jejak yang bisa di banggakan dalam sistem pendidikan nasional?
72 tahun
berjalan negeri ini di alam kemerdekan pada buktinya sistem pendidikan di
negeri ini malah di posisi juru kunci, pasti ada yang salah dalam pendidikan
nasional yang perlu di benahi bersama dengan cara tak saling tuding namun
ayolah berkolaborasi agar pendidikan di Indonesia lebih di perhatikan secara
mendalam, jangan juga mengorbankan jutaan siswa dengan sistem coba coba.
Tantangan Milenial Dalam Edukasi Yang Makin Mengglobal
Kuncinya
adalah jangan abai dengan edukasi, ibarat panglima ya edukasi adalah panglima
bagi sebuah negeri, omong kosong mengharap keberkahan satu bangsa namun abai
dalam pola pendidikan, apalagi era sekarang dengan pasokan informasi secepat
lontaran peluru, koneksi internet yang telah mengubah wajah kita di era global.
Masih ingat cara siswa yang pergi ke sekolah dengan menyeberangi titian dan di bawahnya
aliran sungai yang deras.
Seluruh
dunia akhirnya tahu, dan ini adalah tamparan bagi dunia pendidikan kita, bukan
untuk di ratapi tapi di perbaiki, semoga siapapun pemerintahannya, ada upaya
yang serius agar edukasi menjadi prioritas utama agar negeri ini mendapatkan
kehormatan yang sepantasnya. Tantangan era milenial mungkin berat di banding
dua dasawarsa silam. Informasi semakin marak di era milenial tentu jauh berbeda
di banding dulu yang televisi pun hanya satu saluran.
Bila kita
semua masih peduli dengan edukasi di negeri ini, belum ada kata terlambat,
setiap warga negara di Indonesia selayaknya saling bahu membahu agar pendidikan
nasional mampu bangkit dari keterpurukan peringkat di banding negara negara
lain, baik itu orang tua, para guru, dosen, siswa, mahasiswa atau pun para
pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini bisa bersinergi. Tetap optimis
bahwa negeri ini akan mengalami lompatan kemajuan di bidang edukasi dan
mewarnai kemajuan bangsa.
Pihak Swasta Peduli Edukasi Adalah Keniscayaan
Pemerintah
adalah regulator dalam sistem pendidikan nasional, namun peran swasta pun
selayaknya menjadi satu hal keniscayaan agar dunia pendidikan di Indonesia
terus terasah. Salah satu tempat ideal agar para siswa mampu menyerap pelajaran
yang diampu, adalah tempat kursus dan di butuhkan satu tempat yang terpadu agar
beberapa mata pelajaran yang ingin di intensifkan bisa terjangkau secara waktu
dan kendala jarak yang berjauhan antar tempat kursus bisa di minimalisir.
Zaman now
dengan tingkat kemacetan di jalanan yang kian menggila meski sejak jarak tak
terlalu jauh, boros waktu dan boros tenaga. EduCenter adalah solusi tepat yakni
one stop education of excellence. Mengapa harus EduCenter? Ternyata di tempat
yang ciamik ini adalah pusat pertama dan terbesar di Indonesia, dengan lebih 20
institusi pendidikan ternama. Keseimbangan untuk memberikan bekal edukasi bagi
para anak anak, tak melulu kegiatan kursus dalam mapel di sekolah namun lebih
dari itu EduCenter pun memiliki kursus untuk memasak, piano, musik, balet,
berenang dan lain sebagainya.
Gedung EduCenter nan megah, membangun peradaban melalui pendidikan(dokumentasi dari :www.educenter.id)
Perpaduan
mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri, bagaimana pun perkembangan motorik
di luar pelajaran eksakta pun di perlukan bagi anak anak generasi milenial.
Kenyamanan bagi murid dan juga orang tua murid adalah prioritas. Apalagi memang
kawasan seperti di BSD City dan juga Serpong dalam beberapa dekade terakhir
mengalami pesatnya pertumbuhan kawasan. Ke depannya di predikasi Edu Center pun
akan menjadi trend di Indonesia.
Kita
berharap pihak swasta pun tak melulu profit oriented, ada sebuah keinginan
untuk memajukan edukasi bagi bangsa ini, salah satu media yang cukup efektif
adalah dengan adanya Edu Center yang menunjang pendidikan bagi negeri ini. Maju
terus dunia pendidikan Indonesia, biarkan anak negeri mampu meraih asa dan cita
setinggi bintang di langit, saatnya mengejar ketertinggalan sistem pendidikan
di banding negara negara maju lainnya. Masih ada waktu yang tersisa, sebuah
jawaban yang akan melengkapi puzzle dengan riweuhnya sistem pendidikan nasional
saat ini.
Jawaban itu
adalah EduCenter yang akan menjadi pusat peradaban dan sekaligus oase yang
menyejukan di tengah pesimisme akan arah pendidikan negeri ini. Mari kita
songsong 100 tahun Indonesia merdeka nanti dengan pendidikan yang tak melupakan
akar budaya lokal Indonesia, harapan itu pasti ada, yakinlah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar