Pages

Jumat, Agustus 09, 2019

Anak Indonesia Berhak Merdeka Dari Masalah Gizi Buruk



         

                     Anak yang sehat, setiap saat bisa bermain dan berkreasi dengan bebas(dokpri)



Bulan Juli akan menjadi bulan yang istimewa bagi anak anak di Indonesia karena di bulan inilah di peringati sebagai Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23, kemeriahan hari anak anak semakin gegap gempita ketika presiden atau petinggi negeri ini  turut hadir dan berbaur dengan anak anak untuk merayakannya. Dunia anak anak adalah dunia kegembiraan, namun di balik gembiranya anak terdapat sisi kelam yang menghantuinya, persoalan tersebut bernama gizi buruk. Meski dalam beberapa tahun terakhir ada trend penurunan angka gizi buruk.

Di tahun 2013 proporsi status gizi sangat pendek berada di angka 37,2 % dan pada tahun 2018 angka tersebut menjadi 30,8 %, sedangkan proporsi gizi kurang pada tahun 2018 berada di angka 17,7% dan di tahun 2013 lalu angkanya berada di 19,6% menurut data Riset Kesehatan Dasar. Menurut badan kesehatan dunia(WHO) batas angka orevelensi untuk gizi buruk berada di angka 20%.


           
 Tabel proporsi gizi sangat pendek dan pendek pada balita(sumber dokumen Riskesdas 2018)



Dengan segala kekayaan alamnya dan juga keragaman hayati yang di miliki Indonesia, seharusnya masalah gizi buruk bagi anak anak Indonesia bukanlah masalah serius, namun pada kenyataannya gizi buruk pada balita terus menghantui. Sebelas tahun lagi bangsa Indonesia dan juga bangsa bangsa di dunia yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa Bangsa di tahun 2030 mengakhiri masalah malnutrisi. Masih ada waktu untuk memerdekaan anak anak Indonesia dari belitan gizi buruk, bukan tugas pemerintah semata untuk mengenyahkan kepelikan ini namun semua lapisan masyarakat semestinya bahu membahu agar gizi buruk dapat di enyahkan dari nusantara tercinta.

Kementerian Kesehatan memiliki data di tahun 2016-2017, 1 dari 5 ibu hamil mengalami kurang gizi, menjadi prihatin lagi yakni 7 daro 10 hamil disebutkan mengalami kurang kalori dan protein. Jika saja dari awal tumbuh kembang anak sudah bermasalah, keniscayaan gizi buruk tentunya menjadi kenyataan ketika anak telah lahir ke dunia. Inilah yang menjadi tantangan besar bagi bangsa yang kita cintai, agar masalah gizi buruk pada anak Indonesia bisa di kurangi dan dihilangkan.

Saatnya Blogger Memainkan Peran Mengedukasi Masalah Gizi Buruk

      Senyum anak Indonesia adalah harapan terindah untuk Indonesia di masa datang(dokpri)



Di era internet ketika informasi bukan melulu milik korporasi media massa arus utama, saat media sosial pun bisa digunakan untuk melaporkan kejadian yang terjadi secara cepat, meski memang kita perlu memilah dan memilih berita fakta atau hoax, tapi sejatinya kehadiran media sosial memberikan andil bagi penyebaran informasi. Sebagai blogger tentunya bisa banget deh untuk menyebarkan informasi informasi dengan sumber sumber terpercaya atau referensi bacaan yang bisa di pertanggung jawabkan. Sudah saatnya para blogger pun mampu mendedikasikan tulisannya untuk penyebaran informasi dengan menulis konten konten positif di blog masing masing.

Dari tulisan yang dibuat oleh para blogger kita bisa mengutip pendapat pendapat para ahli dan disebarkan melalui platform blog pribadi maupun blog rame rame, seperti ungkapan dr Saptawati Bardosono, Msc. Beliau adalah spesialis gizi klinik dan dosen Fakultas Kedokteran  Universitas Indonesia yang memaparkan situasi gizi buruk dalam keseharian anak anak” Sampai saat ini penderita gizi buruk sebagian besar adalah anak anak, karena orang tua mereka kemungkinan memiliki berbagai masalah yang membuat mereka tidak bisa mencukupi kebutuhan gizi anak anaknya.”

Ada banyak jalan kebaikan untuk suarakan melalui tulisan tulisan, permasalahan gizi buruk di Indonesia sangat mungkin akan terkikis dengan kerja nyata dan juga ada arus informasi dari pada blogger, misalnya cara menghadapi gizi buruk anak Indonesia melalui tulisan dan juga mengkampanyekan bahwa gizi buruk saat ini berpengaruh terhadap kemajuan peradaban suatu bangsa. Tulisan acapkali lebih tajam dari sebilah pedang, saatnya suarakan untuk para blogger untuk lebih peduli akan issue dan permasalahan gizi buruk yang ada di Indonesia.

Bukan untuk menghujat ataupun membully namun mencari solusi agar monster bernama gizi buruk dapat di enyahkan, sudah waktunya para blogger bahu membahu untuk perbuat yang terbaik bagi bangsa ini, tulisan biasanya lebih mempunyai”nyawa” lebih lama di banding misalnya orasi, saat berpidato orang akan mengingat sebentar namun jika menulis maka ada warna keabadian yang bisa kita tuliskan.

Kolabraksi Semua Komponen Bangsa Untuk Enyahkan Gizi Buruk


                                     Gizi buruk seharusnya bisa dienyahkan dari tanah air tercinta(sumber gambar: Koran Sindo)


Saat pemenuhan zat gizi mikro kurang, dampak yang dirasakan akan terasa beberapa tahun mendatang, jika negara lain sudah melesat dalam pemenuhan zat gizi mikro, sedangkan kita tetap mengkhawatirkan bahwa balita balita di tanah air kekurangan vitamin A yang berpengaruh pada indera penglihatan, kekurangan thiamin yang menyebabkan beri beri atau juga kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia. Bahwa permasalahan gizi buruk bukan semata tugas pemerintah. Menjelang Indonesia Emas di tahun 2045 ketika bangsa Indonesia merayakan hari jadinya yang ke 100, kolaborasi dan aksi menjadi bagian penting dan sinergi antara pemerintahan sebagai pemangku kebijakan dan dukungan masyarakat serta pihak swasta menjadi sebuah keniscayaan untuk menanggulangi masalah gizi buruk.

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberi apresiasi untuk Forum Jejaring Indonesia Postharvest Loss Alliance for Nutrition(I-PLAN) yang dibentuk untuk menjamin ketersediaan dan keseinambungan pangan bergizi terutam ikan. Ada salah kaprah  dan kurangnya pemahaman masyarakat kita  akan kandungan gizi ikan, padahal ikan adalah sumber protein yang gampang di dapat di Indonesia, mengingat nusantara adalah wilayah maritim.

Kolaborasi dan aksi antara pemerintah dan pihak swasta maupun masyrakat pada umumnya mempunyai dampak signifikan. Dari laba yang dihasilkan korporasi dan di kembalikan dalam bentuk respn sosial adalah hal yang positif, karena sengkarut gizi buruk pada anak Indonesia tentu tidak bisa di selesaikan dengan mantera mantera ala film Aladon yang dapat dikabulkan oleh jin. Namun untuk mencapai agar anak anak Indonesia dapat merdeka dari gizi buruk adalah dengan semakin intens melakukan kolaborasi kolaborasi sehingga senyum anak Indonesia lebih terkembang karena jiwa dan raga mereka sehat.

Seabad Indonesia Dan Harapan Anak Anak Bebas Dari Belenggu Gizi Buruk

Awal kemerdekaan Republik Indonesia, para pendiri bangsa atau para Founding Father bangsa telah memikirkan konsep kesejahteraan sosial yang mencakup untuk memajukan kesejahteraan umum  dan melindungi segenap bangsa Indonesia. Namun dalam perjalanannya permasalahan keadilan sosial belum tuntas, hal ini tercermin dalam sengkarut gizi buruk yang seakan mengintai anak anak Indonesia di tahun ke 74 setelah menyatakan merdeka dari penjajahan.

Tumbuh kembang anak tak bisa terlepas dari unsur gizi karena ini merupakan modal penting untuk tumbuh kembang anak, bagaimana ciri ciri anak kurang gizi? Menurut Dr. Sri Kurniati M.S, Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan bersalin Harapan Kita, ciri ciri anak kurang gizi ialah kekurangan energi protein ringan, dengan indikasi berat badan  anak Cuma 80 persen dari berat normal. Selanjutnya di sebut kekurangan energi protein sedang dengan tanda wajah terlihat pucat dan warns rambut kemerahan dan berat badan hanya mencapai 70 persen, tanda kekurangan lainnya disebut kekurangan energi protein berat dan di bagi dua yaitu maramus dengan tands berat anak hanya 60 persen dari berat normal. Marasmus bukan satu satunya ciri anak dengan kekurangan energi protein berat, ada kwashiorkor yang bisa di lihat secara kasat mata bahwa anak tersebut kurang gizi selain berat badan yang kurang, kaki mengalami pembengkakan, rambut warna merah dan mudah di cabut, kekurangan vitamin A dan mata menjadi rabun.

         Tumpeng sehat dan role mode keseimbangan konsumsi makanan dan olah raga(sumber gambar(Kementerian Kesehatan RI)



Tentu kita tidak ingin anak anak yang tumbuh di era sekarang mengalami gizi buruk, anak anak yang saat ini berusia antara 3 hingga lima tahun di tahun 2045 akan berusia di kisaran umur 29 hingga 31 tahun. Dan anak remaja usia di rentang usia 13 hingga 18, 26 tahun yang akan datang berusia 39 tahun hingga 44 tahun. Usia dewasa dan bisa jadi menentukan kebijakan pemerintahan atau legislatif kelak. Dengan asupan gizi yang baik saat ini tentunya kita berharap seabad memperingati Indonesia Merdeka akan di isi generasi generasi cemerlang dengan kecukupan gizi di masa kecilnya.

Sudah saatnya untuk melepas belenggu untuk permasalahan gizi buruk di Indonesia, dan menyambut 2045 taktala bangsa Indonesia berusia seabad dengan cikal bakal anak anak saat ini yang tak kekurangan gizi. Semoga Indonesia kuat bisa terwujud dengan kerja keras saat ini enyahkan gizi buruk, harapan kita semua adalah sehatnya generasi anak anak Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar