Sampah terlalu mudah di buat oleh tangan tangan manusia, saat dibuang menjadi persoalan baru, banyak cara culas untuk membuang sampah, sembarangan bahkan tindakan bruta. Cerita membuang sampah di sepanjang aliran sungai,bukan hal yang baru kita dengar, tak heran jika menemukan sungai yang permukaannya tertutup sampah mengalir pula sampah semakin jauh menuju laut.
Setali tiga uang dengan sungai, laut tercinta mengalami nasib nahas, diantara debur ombak dan irama angin yang berhembus. Laut Indonesia tak bisa lepas dari permasalahan sampah, faktanya timbulan sampah terutama sampah plastik mengancam biota laut, jika semakin berdiam diri sudah pasti laut akan menjadi tempat sampah raksasa, ini tak bisa dibiarkan.
Adalah Muslihuddin Aini, lelaki yang concern akan permasalahan sampah di Lombok Timur, dimulai di tahun 2018 saat orang orang mengikuti kegiatan "Plastik Bergerak", lelaki kelahiran 21 Januari 1991 ikut ambil bagian dalam pergerakan memungut sampah di pinggiran pantai. Namun aksi Clean up atau bersih-bersih bersama sampah, tak serta persoalan sampah di pantai Labuhan Haji teratasi.
Data Coastal Environmental & Fisheries(CEF),sampah plastik yang terdapat di pantai Labuhan Haji mencapai 9,18 ton, bukan tonase yang kecil dari sampah yang terdampar di sebuah pantai. Harus ada langkah konkret agar timbulan sampah di Labuhan Haji,tidak menjadi bom waktu bagi manusia dan biota laut di kemudian hari.
Menggagas Perangkap Sampah Untuk Pantai Lebih Bersih
Dari alat sederhana tercipta Trash Trap(sumber poto:Jurnal abadi Insan)Lelaki murah senyum yang mengenyam program studi S1 perikanan di Universitas Diponegoro, tak bertopang dagu dan terus bergerak untuk mengatasi sampah,upaya melakukan Beach Clean Up dilakukan, juga kampanye anti sampah menuju pantai. Perlu aksi nyata untuk masalah sampah yang melingkupi pantai Labuhan Haji, sebelum sampah benar-benar berada di pantai, harus ada penghalang agar sampah tak leluasa menuju pantai, perlu langkah konkret yang jitu agar keindahan pantai Labuhan Haji tak ternoda kotornya sampah
Pilihannya yakni membuat Trash Trap, sebuah ide yang harus di wujudkan dengan segara, agar sampah dapat di kendalikan, dengan melibatkan masyarakat setempat, pihak instansi terkait seperti DLHK Provinsi NTB, DLHK Kabupaten Lombok Timur serta pemerintahan desa Labuhan Haji.Cara kerja Trash Trap adalah menghalau sampah yang akan mendekati areal pantai, cara kerja Trash Trap cukup sederhana, sampah akan terhalang perangkap sampah dan nantinya sampah tersebut akan diambil secara manual seperti jaring cangkul garut atau sekop.
Trash Trap atau alat perangkap sampah, terdiri dari tong plastik, besi baja dan kawat seling, masing-masing komponen memiliki fungsi berbeda. Tong plastik mempunyai fungsi sebagai pelampung, besi baja mempunyai kegunaan sebagai jaring penghalang sampah, sedangkan kawat seling mampu mengikat kedudukan Trash Trap. Pilihan menggunakan perangkap sampah modern sebenarnya bisa dilakukan, namun dari segi biaya memerlukan pendanaan yang besar.
Bagaimana perangkap sampah bekerja? Caranya adalah Trash Trap diletakkan dengan cara di instalasi di sungai yang bermuara ke pantai Labuhan Haji, ini adalah kunci agar sampah dapat terperangkap. Warga yang berada di daerah aliran sungai, turut berpartisipasi dengan pemasangan perangkap sampah. Praktis sungai menuju pantai Labuhan Haji di beberapa titik ada yang namanya Trash Trap, meski terbuat dari komponen sederhana dalam 3 bulan pengoperasian perangkat sampah mampu mendulang sampah hingga lebih 10 ton.
Menjejak 10 Besar Finalis 14th SATU Indonesia Award 2023
Perangkap sampah besutan Muslihuddin Aini(sumber poto:Jurnal Abdi Insan)Dari alat yang sederhana Muslihuddin Aini menggenggam prestasi, bahwa Astra Internasional Tbk selalu memberi ruang untuk para pemuda-pemudi di tanah meraih prestasi, SATU Indonesia Award 2023 diikuti oleh 13.065 pendaftar dari seluruh wilayah Indonesia.Ada nama-nama beken yang mengisi posisi juri seperti Profesor Nila Moeloek, Profesor Emil Salim, Profesor Fasli Jalil, ada juga Onno W Purbo Ph.D yang kita kenal sebagai pakar teknologi.
Dengan juri nggak kaleng-kaleng, tentu prestise SATU Indonesia Award tak diragukan, dari ribuan peserta yang terdaftar, melalui seleksi ketat dan juga penilaian yang seksama, karya Muslih huddin Aini mampu membetot perhatian juri. Alhasil karyanya berupa perangkap sampah menjadi finalis bidang teknologi, gagasan Muslihuddin Aini agar sampah terperangkap di sebuah alat benama Trash Trap, sampah terhenti sebelum menuju pantai, mampi bersaing dan menembus sepuluh besar SATU Indonesia Award 2023.
Siapa yang menyangka bahwa perangkap sampah, besutan pria pemberani yang muasalnya melihat tutorial melalui YouTube, mampu menjulangkan prestasi mampu mengukir kejayaan di ajang SATU Indonesia Award 2023. Sebuah karya yang membuat bangga masyarakat Lombok Timur khususnya dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Sampah dan juga dengan permasalahan yang menyertainya, kini bisa tertangani dengan Trash Trap, salam hormat dengan inovasi Muslihuddin Aini, jiwa pemberani memerangi sampah plastik di Pantai Labuhan Haji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar