Timnas Indonesia sedang berlatih, berharap mencuri point saat bertemu Uni Emirat Arab di Bali bulan Maret nanti(dok:Antara)
Perjuangan
timnas Indonesia dalam kualifikasi Piala Dunia zona Asia Grup G rasanya sudah berat untuk lolos,di
kandang sendiri laga lanjutan kualifikasi akan digelar pada tanggal 31 Maret
2020 dengan lawan Uni Emirat Arab, saat lawatan ke UEA malah tim nasional kita dicukur 5-0 dan membuat
posisi makin terbenam di dasar klasemen, mampukah pelatih anyar asal Korea
Selatan, Shin Tae Yong mampu mencuri satu point saja sebagai pelipur lara
karena selama babak kualifikasi Piala Dunia 2020, Grup G zona Asia, timnas
senior tak bisa mengalahkan lawan lawannya, sehingga point nol memang melekat
di klasemen dimana timnas berada.
Ada harapan baru yang mencuat dengan system latihan
dari coach STY, pemain dipacu untuk tetap bugar, satu kendala mendasar di
timnas Indonesia adalah kebugaran, bisa bermain dalam satu babak pertama di
empat puluh menit pertama, namun setelah memasuki babak kedua maka kita bisa
menyaksikan betapa level kebugaran dari pemain timnas ini memang menyedihkan.
Dengan stamina yang sudah melorot maka focus bermain pun berkurang, operan tak
akurat, pemain pun kerap ketinggalan saat lawan menyerang kea rah pertahanan.
Semoga saja pelatih Shin Tae Yong mampu menambal kekurangan pemain timnas untuk
urusan fisik agar tidak lagi dipermalukan.
Dalam dua dekade terakhir ini,tak ada satu prestasi pun yang bisa ingat kecuali rentetetan kekalahan dari timnas garuda ini,sepakbola yang digemari penduduk ini dari Sabang hingga Merauke ,seolah kering prestasi,mungkin jika ada statistik yang dimiliki oleh PSSI misalanya,rasio kemenangan dan kekalahan sepertinya hasilnya pasti banyak kalahnya timnas kita,kemenangan mungkin dihasilkan saat bertanding dengan tim tim lemah di Asean, nah tuh lihat hasil Final SEA Games yang baru lalu di Filipina, harapan mendulang emas malah keok melawan Vietnam, wadaw nasib timnas kok nggak pernah jauh dari spesialis runner up.
Bagi saya nonton timnas itu ibarat benci tapi rindu,kalau pas nonton jengkelnya ke ubun ubun hehe lebay dikit deh,bermain tanpa pola yang jelas,seringnya pemain kita kelamaan memainkan bola,setelah itu alur serangan nyaris tanpa variasi,pengen ngegolin sendiri dan sederet kekecewaan yang membuat kesel bin dongkol jika melihat permainan timnas,tetapi jika nggak nonton rasanya kok penasaran sih,pengen tahu berapa kosong timnas kalah hehehe.Bayangin gaes di kualifikasi Piala Dunia 2022 belum pernah mencicipi kemenangan, dengan sesama negara ASEAN pun tak bisa menghasilkan satu point pun, duh terlalu.
Entah sampai kapan wajah sepak bola Indonesia akan membaik,setelah badai di tubuh pengurus PSSI reda,ada harapan timnas yang pemain pemainnya dari satu liga yang resmi,lebih kuatbih trengginas,tapi kita masih tetap saja melihat timnas belumlah membanggakan.Harapan ada di timnas usia muda meski memang ketika beranjak ke level senior malah melempem,semoga tim ini adalah embrrio timnas yang ditahun mendatang mendatangkan rasa bangga bagi penduduk Indonesia,sehingga tak ada lagi rasa sewot saat menonton timnas,dan membanting tivi saking jengkelnya,salam hangat dan masih saja nantinya kita baca di koran pagi atau berita media daring nanti dengan judul megah,Timnas Kurang Beruntung(baca:Kalah lagi!)salam olahraga.Tapi jangan lupa tetap dukung tim merah putih.
Dalam dua dekade terakhir ini,tak ada satu prestasi pun yang bisa ingat kecuali rentetetan kekalahan dari timnas garuda ini,sepakbola yang digemari penduduk ini dari Sabang hingga Merauke ,seolah kering prestasi,mungkin jika ada statistik yang dimiliki oleh PSSI misalanya,rasio kemenangan dan kekalahan sepertinya hasilnya pasti banyak kalahnya timnas kita,kemenangan mungkin dihasilkan saat bertanding dengan tim tim lemah di Asean, nah tuh lihat hasil Final SEA Games yang baru lalu di Filipina, harapan mendulang emas malah keok melawan Vietnam, wadaw nasib timnas kok nggak pernah jauh dari spesialis runner up.
Bagi saya nonton timnas itu ibarat benci tapi rindu,kalau pas nonton jengkelnya ke ubun ubun hehe lebay dikit deh,bermain tanpa pola yang jelas,seringnya pemain kita kelamaan memainkan bola,setelah itu alur serangan nyaris tanpa variasi,pengen ngegolin sendiri dan sederet kekecewaan yang membuat kesel bin dongkol jika melihat permainan timnas,tetapi jika nggak nonton rasanya kok penasaran sih,pengen tahu berapa kosong timnas kalah hehehe.Bayangin gaes di kualifikasi Piala Dunia 2022 belum pernah mencicipi kemenangan, dengan sesama negara ASEAN pun tak bisa menghasilkan satu point pun, duh terlalu.
Entah sampai kapan wajah sepak bola Indonesia akan membaik,setelah badai di tubuh pengurus PSSI reda,ada harapan timnas yang pemain pemainnya dari satu liga yang resmi,lebih kuatbih trengginas,tapi kita masih tetap saja melihat timnas belumlah membanggakan.Harapan ada di timnas usia muda meski memang ketika beranjak ke level senior malah melempem,semoga tim ini adalah embrrio timnas yang ditahun mendatang mendatangkan rasa bangga bagi penduduk Indonesia,sehingga tak ada lagi rasa sewot saat menonton timnas,dan membanting tivi saking jengkelnya,salam hangat dan masih saja nantinya kita baca di koran pagi atau berita media daring nanti dengan judul megah,Timnas Kurang Beruntung(baca:Kalah lagi!)salam olahraga.Tapi jangan lupa tetap dukung tim merah putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar