Delapan tahun lalu, saat saya memutuskan membeli sebuah rumah di kisaran Sukaraya adalah karena faktor suasananya terasa adem, kanan kiri jalan di tanami pepohonan, kesan rindang sangat terasa, namun seiring berjalannya waktu, kin jalur Pilar-Sukatani sudah semakin ramai, dulu waktu tempuh menuju Cikarang bisa dilewati dengan beberapa menit, namun sekarang jangan harap deh suasana itu dinikmati, apalagi saat jelang jam jam tujuh hingga delapan, kemacetan mengular di depan SMAN 1 Cikarang.
Begitu punkini, tanah tanah kosong di depan alan yang dulu berupa kebon ataupun pekarangan rumah yang di tumbuhi pepohonan, kini pohon pohon itu digantikan dengan bangunan berupa rumah toko atau lebih populer dengan sebutan ruko, ya ruko inilah yang menjamur di sepanjang jalan dimana saya sering melewati saat akan beraktifitas.
Jejeran ruko demi ruko seolah jamur di musim hujan, trend membangun ruko serasa berkearan dengan sang waktu, saat di sisi lain sedang membangun, di sisi lainnya sudah jadi ruko, di saat di pinggir jalan sisi kanan sedang membangun pondasi, di sisi kiri ruko sedang dipasang genting, entahlah apakah saya harus bergembira atau sedih dengan datangnya ruko ruko ini, yang jelas efeknya tentu saja serapan air semakin sedikit, dan itulah resiko yang sudah pasti akan teralami.
Mungkin saja satu ketika sawah sawah pun akan tereliminasi, dan digantikan dengan ruko, entah sampai kapan sawah akan bertahan di sepanjang jalur Pilar-Sukatani,sekarang saja banyak dibangun rumah rumah baru yang menggusur keadaan sawah sawah produktif, ya inilah yang terjadi saudara saudara di sekitar perumahan saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar