Tahun 1999 ayahanda tercinta menghadap Illahi setelah
berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuh beliau selama 8 tahun, menderita
diabetes membuat ayah mengalami komplikasi dan akhirnya sang Khalik memanggil
ayah pulang untuk selama lamanya, tahun 2002, Ua penulis yang bernama Ua Marmo
pun meninggal setelah cukup lama menderita diabetes, tahun 2004 kakak tertua
dari ayahanda penulis yang menderita diabetes selama hampir 18 tahun di tentukan
takdir hidupnya, meninggal dunia setelah berjuang keras melawan kencing manis.
Di tahun ini duka pun menyergap penulis saat 4 bulan yang lalu Bi Indun
meninggal dunia juga karena menderita diabetes.
Diabetes mungkin sebuah penyakit yang diam diam menggerogoti
tubuh dan menyebabkan komplikasi penyakit lainnya seperti yang menyebabkan
kerusakan pada ginjal, syaraf serta mata. Hingga saat ini berdasarkan data
Sample Registration Survey 2014 bahwa Diabetes menempati urutan ketiga sebagai
penyakit pembunuh nomor tiga di Indonesia dengan persentasi 6,7%. Yang di
perlukan saat ini adalah gerakan penyadaran terhadap masyarakat luas untuk
lebih perhatian akan bahaya dan resiko tentang penyakit Diabetes Melitus,
masyarakat Indonesia menyebutnya sebagai penyakit gula atau kencing manis.
Mewaspadai
Berat Badan Menurun Tanpa Sebab
Nggak pernah diet, makan masih kenceng kencengnya tapi
kok berat badan malah turun beberapa strip di timbangan, ada kalanya pertanyaan
pada diri sendiri, ada apa kok gerangan? Sejumlah pakaian yang tadinya nggak
muat di badan malah longgar, olah raga pun jarang tapi kok bisa ya berat badan
hilang beberapa kilo. Waspada nih sob semua, tanda tanda penurunan berat badan
tanpa adanya kejelasan merupakan tanda awal kita berada di zone diabetes, apalagi
beberapa indikasi lainnya yakni banyak berkemih alias sering kencing dengan
frekuensi melebihi kencing pada umumnya, bolak balik ke toilet untuk pipis.
Selain itu acapkali kita di sergap rasa haus dan akhirnya
banyak minum, tanda tanda awal deteksi gejala Diabetes adalah di tengarai yakni
adanya kecenderungan makan banyak, rasa lapar yang terus menerus. Di sisi lain
adanya penurunan berat badan namun ternyata banyak makan juga, waspada..
waspadalah.
Keluhan lain yang di alami seseorang adalah sering terasa
lemas, badan mudah lelah, mata pandangannya mulai mengabur, penyembuhan luka
yang berlangsung relatif lama, sering merasa kesemutan, gatal. Jika tanda tanda
tersebut memang ada maka alangkah bijaksananya kita pun memeriksa kadar gula
darah. Utuk sekarang pengecekan gula darah dapat di lakukan di klinik maupun
Puskesmas dengan biaya relatif murah.
Saat
Terdeteksi Gula Darah Tinggi, Ada Perasaan Berkecamuk Antara Sedih Dan Nelangsa
Pernah satu ketika penulis menghindari konsumsi berlebih
akan makanan dan minuman yang mengandung kadar gula tinggi, denga rekam jejak
kerabat yang lekat dengan penyakit kencing manis, akhirnya penulis berupaya
sekuat mungkin menahan keinginan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman manis,
tapi ternyata malah mengakibatkan sakit, menurut dokter yang merawat bahwa
penulis harus mengkonsumsi gula dengan kadar yang cukup.
Saat ada arisan
keluarga, badan terasa lelah sangat, keringat mengucur deras, rasa letih dengan
gejala lemas, serasa tak punya tenaga dan lunglai terasa. Acara arisan keluarga
di lewatkan dengan berbaring di kamar, usai acara penulis pun berobat ke klinik
terdekat, setelah mendapat obat ada perasaan penasaran kenapa lemas menyergap
seketika, karena penasaran penulis pun meminta untuk mengecek kadar gula darah.
363 mg/dl adalah hasil test kadar gula darah, dan dokter
yang saat itu mengobati penulis mengatakan bahwa nilai tersebut di pastikan
penulis mengidap diabetes. Di bangku klinik tercenung dalam diam, lintasan Ayah
pergi, Ua Djunah, Ua Marmo seakan menjadi rekaman yag serasa berputar kembali,
mereka adalah kerabat yang telah berpulang karena mengidap penyakit bernama
Diabetes. Rasa sedih dan nelangsa seakan memintal, ini kah sebuah takdir bahwa
berada di lingkaran keluarga dengan riwayat diabetes harus juga mengalami hal
yang sama dengan mereka?
Berdamai
Dengan Diabetes, Implementasi Perilaku
CERDIK
Hidup terus berlanjut, langit masih biru dan burung pun
masih bernyanyi di pagi hari, kesehatan memang lebih mahal dari mutiara, beruntung penulis satu komplek dengan dokter yang
mempunyai klinik, berkat nasehat nasehat pak dokter yang juga tetangga penulis,
lambat laun perasaan sedih dan nelangsa karena kadar gula tinggi serta potensi
menyandang status sebagai orang yang di sebut mempunyai penyakit gula berangsur
hilang. Meski memang gula darah relatif tinggi namun itu bukan akhir sebuah
kehidupan, ada berbagai upaya agar kadar gula darah bisa di turunkan mendekati
angka normal, salah satu saran pak dokter adalah melakukan olah raga secara
rutin paling tidak lima kali dalam semiggu.
Tubuh yang bergerak paling minimal 30 menit akan
memberikan dampak bagus bagi tubuh, ada istilah pak dokter yang masih di ingat,
implementasikan perilaku CERDIK yang
di maknai Cek kesehatan secara berkala. Enyahkan asap rokok,Rajin berakatifitas
fisik,Diet sehat dan berimbang, Istirahat Cukup dan Kelola Stress. Akhirya
penulis pun mengikuti saran yang di sebutkan pak dokter, untuk enyahkan asap
rokok itu sih gampang banget karena penulis bukanlah tipe orang yang suka
merokok. Kiat pak dokter oke juga sih, terima kasih ya pak atas sarannya.
Berolah raga
Renang dan Sepeda,Kegembiraan Melawan Diabetes
Sepeda kesayangan yang siap menemani berolah raga(dokpri)
Mungkin penulis bukanlah tipe orang yang gemar banget
yang namanya olah raga, senang nonton bola di depan tivi hingga larut malam dan
begadang untuk nonton sepak bola eh malah jarang main bola, setelah mengetahui
kadar gula darah tinggi dan tentunya nanti berakibat kurang baik bagi organ
organ tubuh lainnya, akhirnya penulis memutuskan untuk lebih bergiat melakukan
aktifitas fisik, maka upaya itu di mulai dengan hal hal yang menyenangkan.
Bersepeda merupakan olah raga favorit penulis, maka di
usahakan jika bekerja di shift pagi maka olah raga sepeda di lakukan sore hari,
bila siang hari bekerja maka pagi akan bergowes ria mengelilingi komplek
perumahan. Bila hari Minggu tiba waktunya bergowes dengan jarak tempuh yang
lebih jauh, ternyata setelah rutin bersepeda, tubuh pun mengalami perubahan,
dahulu sering merasa cepat lelah dan seakan tak bertenaga namun dengan
merutinkan diri gowes ternyata ada perubahan yang cukup signifikan, tubuh mulai
berangsur bugar dan dengan bersepeda terasa lebih sehat.
Berenang salah satu olah raga favorit(dokpri)
Olah raga yang lain adalah renang, dahulu saat masih
tinggal di kampung yang ada sungai
bernama Cipager, kesibukan harian adalah berenang di sungai, sampai saat ini
pun renang bagi penulis merupakan olah raga pilihan. Meski tidak lagi berenang
di sungai seperti dahulu, beruntung di sekitaran tempat tinggal ada beberapa
kolam renang yang bisa di gunakan untuk menyalurkan hobi, dan harga tiket
masuknya pun relatif terjangkau.
Setelah mengkombinasikan olah raga renang dan bersepeda,
ternyata olah raga favorit ini memang mempunyai manfaat untuk menurunkan kadar
gula darah, beberapa waktu lalu saat cek gula darah, alhamdulillah setelah
rutin berolah raga kadar gula darah menurun dengan catatan 190 mg/dl, meski
belum ideal tapi turun secara signifikan adalah sesuatu yang menyenangkan.
.
Tentang Gaya
Hidup Di Era Milenial Sebuah Tantangan Yang Harus Kita Hadapi
Era kekinian yang segalanya serba mudah dan instan,
diabetes bukanlah penyakit menular namun di lihat dari agregat penyakit tidak
menular yang mengakibatkan kematian, diabetes berada di urutan ketiga setelah
jantung dan stroke. Berbeda di era tahun 60an serta 70an saat penyakit menular
seperti tuberkolosis dan diare yang paling nampol jumlah kematiannya. Di era
milenial justru penyakit yang bukan wabah menjadi ngehits.
Perubahan gaya hidup berikut pola makan di dalamnya turut
menyumbang peranan bahwa penyakit bukan menular menjadi sesuatu yang
merisaukan, menurut data yang di punyai Kemenkes bahwa di tahun 1990an angka
penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian masih di angka 37%. Awal millenium baru atau
tepatnya tahun 2000 yang lalu angka kematian penyakit tidak menular mengalami
grafik kenaikan cukup signifikan dengan persentasi sebesar 49%.
Tahun 2010 angka kematian pada penyakit tidak menular menyentuh angka 58%, terakhir di
tahun 2015 angka kematian pada penyakit tidak menular bertengger di angka 57%.
Angka angka adalah suara untuk di perhatikan, era milenial di mana satu
kemudahan teknologi merupakan tantangan tersendiri, dahulu aktifitas di lakukan
kapan saja tanpa ribet dengan gawai, namun sekarang gawai seakan menyandra kehidupan
kita, dan keasyikan memainkan gawai menyebabkan jarang beraktifitas dan di
tambah dengan pola makan yang kurang seimbang membuat generasi sekarang menurut
WHO tahun 2014, bahwa 1 dari 10 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita
diabetes tipe A.
Tantangan generasi milenial untuk pola hidup sehat memang
harus di galakan, bahwa sehat adalah sesuatu hal yang bisa di raih dengan
mengubah pola hidup lebih teratur, meski ruang publik di kota kota besar di
Indonesia tidaklah terlalu banyak, namun dengan kemauan keras bahwa aktifitas
fisik bisa di akali dengan tempat terbatas, yang penting memaksimalkan waktu
untuk bergerak meski memang rutinitas seakan menumpuk, sempatkanlah berolah
raga sehingga tubuh pun bugar.
Memaknai
Manisnya Kehidupan Meski Mengidap Penyakit Diabetes
Sebagai pekerja dan juga yag berkecimpung di dunia
perbloggan,meski kini penulis boleh di bilang menderita penyakit diabetes namun
harapan masih ada, dengan pola makan sehat, berolah raga rutin serta mengelola
stres dengan baik, bukanlah mimpi kosong bahwa gula darah akan kembali normal,
meski katanya memang diabetes tidak bisa di sembuhkan namun dengan mengontrol
gula darah agar normal dan tidak menyebabkan komplikasi.
Kegiatan ngeblog yang terkadang harus melewati saat saat
deadline lomba blog dan tentu saja ini berpengaruh akan emosi dan tata kelola
stress, tapi percayalah setiap kejadian pastilah ada hikmahnya, meski menderita
diabetes namun buka berarti kehilangan kesempatan manis untuk menikmati hidup.
Dengan mengubah gaya hidup seperti mengurangi makanan manis degan kadar gula tinggi, bahkan badan kesehatan
dunia(WHO) merekomendasikan bahwa asupan gula harian sebanyak 25 gram atau
setara 2 sendok makan.
Olah raga yang di sukai pun seharusnya menjadi bagian
gaya hidup, bergerak 30 menit perhari atau 150 menit perpekan adalah langkah
bagus menghmabat gula darah naik, Untuk pola makan memang porsi asupa kalori
dan lemak harus di batasi, perbanyak
asupan serat, jangan lupa bahwa sayur dan buah pun penting bagi tubuh
kita.
Melawan Diabetes adalah keniscayaan, semua berpulang
kepada pribadi masing masing, lebih memilih makanan sembarangan dan berakibat
buruk di waktu mendatang, atau makan makanan bergizi dan sehat untuk investasi
di usia yang akan datang, pilihan ada di tangan kita, maka melawan Diabetes pun
bisa kita lakukan, pola CERDIK ternyata cukup ampuh meredam ganasnya Diabetes,
yuk kita lawan Diabetes sepenuh hati!
Tidak ada orang yang berkurang jatah hidupnya karena diabetes, dan tidak ada orang yang bertambah jatah hidupnya walaupun tidak mengidap diabetes atau lainnya. Setelah menempuh ikhtiar yang maksimal seperti menjaga gaya hidup sehat dan rajin cek kesehatan, maka yang paling penting lagi adalah bersyukur atas takdir, karena yakinlah kondisi saat ini adalah kondisi terbaik yang Allah kehendaki atas diri kita.
BalasHapusSatu lagi, sakit adalah ciri manusia sejati sebagaimana lupa dan berdosa. jangan pernah mengeluh, keep spirit. Bravo A Opik.