Pages

Senin, April 02, 2018

Keindahan Diksi Puisi Yang Memikat Hati




       Selalu suka dngan namanya puisi, lirik lirik puisi yang begitu indah seakan menerbangkan angan angan, apa yang menjadi makna di rangkaian kata kata setiap bait pusi adalah magic, bahasa keajaiban. Semakin jatuh hati dengan puisi taktala Bapak membelikan majalah anak anak mulai dari Bobo, Tomtom dan juga Ananda yang di pastinya mempunyai rubrik puisi. Bahkan setiap puisi yang di muat pastinya mendapatkan hadiah.

Meski nggak berani mengirimkan puisi ke majalah majalah itu namun keasyikan membaca puisi makin meyakinkan saya bahwa satu ketika akan bisa menciptakan sebuah puisi. Di setiap pelajaran bahasa Indonesia, paling seru jika di suruh membuat puisi, ibarat pucuk di cinta ulam tiba, puisi semakin menjadi sumber inspirasi.

Di bangku SMP pernah punya dua koleksi buku puisi, segala hal tentang perasaan, persahabatan atau hebatnya para olahragawan terangkum dalam kumpulan puisi yang pastinya sederhana bingit. Dengan modal buku tulis yang mempunyai garis garis, maka puisi pun di ciptakan, sayang banget kumpulan puisi ala saya di zaman old sudah menghilang, masih ingat saat itu puisinya di lengkapi gambar dari potongan koran atau ilustrasi ala kadarnya hehe.



Jika ada lomba baca puisi akan saya ikuti meski nggak pernah menang(boleh ketawa keras keras ya) jujur saja saya selalu suka dengan atmosfir kompetisi, selain berharap dapat hadiah meski nggak dapet dapet hehe, suasana perlombaan seakan memberikan semangat agar saya bisa tampil lebih baik. Pernah juga mengikuti lomba baca puisi antar pelajar SMA yang di selenggarakan oleh salah satu stasiun radio di kabupaten Kuningan, bisa di tebak deh, Cuma jadi peserta doang, namun pengalaman bertanding di ajang baca puisi memberikan kontribusi positif di kemudian hari yang saat ini saya syukuri.

Masih suka nulis puisi meski telah bekerja, iseng iseng aja nempelin di papan informasi tempat saya bekerja. Di Masjid pun ada mading yang saat itu saya pengurus remaja masjid dan setiap edisi penerbitan mading tak lupa di sisipkan beberapa puisi, dengan puisi rasanya hidup lebih berwarna. Dan ketika saya memutuskan bergabung dengan Serikat Pekerja, puisi pun menjadi bahan bakar untuk memompa semangat di setiap aksi yang di ikuti.

Bila orator lain berpidato, maka saya membacakan puisi, di aksi penolakan kenaikan BBM, saat mendorong di sahkannya UU tentang BPJS, ketika tokoh tokoh lain berorasi dengan gaya keren bingit, setelah itu saya pun ada namun dengan cara berpuisi. Audiensi “di paksa” mendengarkan puisi, sesuatu yang tak lazim dari demo buruh.

Sampai saat ini masih tersimpan buku kumpulan puisi, pengennya sih nerbitin kumpulan puisi puisi tersebut dan di cetak sebagai buku dengan kode ISBN, namun perlu biaya yang tidak sedikit untuk bisa mewujudkan mimpi tersebut, semoga saja ada rezeki lebih sehingga asa memiliki buku bukanlah angan angan.

Puisi memang telah mempesona kehidupan ini, ada banyak puisi di muka bumi ini, puisi tentang cerita indahnya alam, tentang perlawanan, tentang bobroknya sebuah rezim yang tiran. Tampaknya puisi memang tak akan lekang di makan zaman dan puisi akan selalu ada untuk menggedor kezaliman dengan cara cara yang memukau dengan larik larik puisi, hmm puisi akan terus mewarnai kehidupan, dan saya telah benar benar jatuh cinta dengan puisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar