Seorang buruh yang gigih bernama Saliman(dokpri)
Kekurang beruntungan dalam kehidupan bukanlah alasan untuk merutuki
nasib dalam kehidupan, terus berjuang agar mampu menapaki kerasnya alur hidup
seakan telah menempa jiwanya, dia bukanlah seorang pesohor, selebritis apalagi
politis. Dia adalah teman penulis yang bekerja di sebuah perusahaan retail
nasional, kini sosok bernama Saliman mulai menikmati apa yang telah ia
perjuangkan sekian lama.
Seseorang yang legowo untuk tidak melanjutkan pendidikan
ke tingkat lebih tinggi karena merasa sang kakak layak untuk meneruskan
sekolahnya, sejak itulah roda seakan berputar dan takdir telah di tentukan.
Bagi anak usia 15 tahunan saatnya berseragam putih abu abu dan mengecap serunya
masa sekolah, namun Saliman mesti berjibaku serabutan dan kerja apa saja di ibu
kota, mulai dari kuli panggul, jualan balon dan mainan anak hingga jadi kenek
juru masak di sebuah restoran Padang.
Semua itu di lakoni dengan penuh kesabaran, dari hasil
usahanya ia mengirimkan uang untuk biaya sekolah kakaknya, waktu terus bergulir
ia pun di terima sebagai petugas cleaning service sebuah toko swalayan di
daerah Jatinegara. Selepas kerja Saliman nyambi bekerja sebagai penjual mainan
anak anak dengan bersepeda. Diantara hasil dari laba menjual mainan dan juga
bekerja di sebuah pasar swalayan, Saliman menabung untuk memenuhi cita citanya
memiliki sebuah rumah.
Bertahun menabung, rumah impian pun bisa terwujud di
kawasan Setu, wilayah Bekasi. Setelah mengalami mutasi kerja dari toko ke
gudang, Saliman tetap berikhtiar mengasapi dapurnya untuk tetap ngebul dengan
menjadi tukang pijat dan urut, setelah itu ia pun belajar teknik bekam serta
pijat refleksi. Untuk melengkapi usahanya, ia membuka toko jamu di rumahnya.
Keseharian Saliman di penuhi dengan aktifitas bekerja selama 8 jam di gudang
distribusi, lalu di lanjut dengan panggilan urut, pijat ataupun bekam.
Selain aktifitas di atas, ia mempunyai kesibukan sebagai
pengurus Serikat Pekerja dan salah satunya adalah mengadvokasi hak hak pekerja.
Kesibukannya semakin bertambah namun kecintaanya untuk terus berjuang agar hak
pekerja bisa tercapai meski tantangan dan rintangan siap menghadang. Semenjak
kecil telah terbiasa hidup sederhana namun bukan berarti harus minder.
Terbukti kerja kerasnya selama ini telah mulai terwujud,
ada satu hal yang di ingat penulis akan sosok Saliman ini, ia adalah pekerja
keras dan terus belajar meski aral melintang, tak pernah merasa minder walau
hanya berpendidikan rendah, selalu optimis bahwa pencapaian itu akan menyertai
bagi orang orang yang mau belajar. Dan kini keahliannya dalam urut, pijat
refleksi dan juga bekam telah memberikan kontribusi pemasukan bagi keluarga.
Mungkin penulis bisa mencontoh spirit atau semangat
Saliman untuk mengubah jalan kehidupannya dengan kerja keras. Menurut penulis,
Saliman adalah figur inspiratif, segala upaya terus di coba untuk memperbaiki
taraf kehidupannya, meski lelah, meski berat namun ia tetap tabah menapakinya.
Di saat orang orang lain tertidur dan beristirahat,
Saliman bekerja untuk menafkahi keluarga, atau pun Saliman aktif berorganisasi
dan memberikan pencerahan bahwa buruh memang layak sejahtera. Semoga apa yang
di lakukan Saliman, akan memberi rezeki halal bagi keluarganya, itulah tulisan
yang saya persembahkan untuk bro Saliman yang selama ini penulis ketahui, tak
ada yang tak mungkin bila bekerja dengan giat dan di tutup dengan ikhtiar doa kepada
sang Illahi Rabbi, ALLAH SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar