Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera pusaka(dok:kompas.com
Sejak
zaman Bung Karno,ibu negara mempunyai peranan istimewa dalam jauh bangunnya
republik ini,yang saya tahu adalah saat Ibu Fatmawati adalah menjahitkan
bendera pusaka,karena saya lahir setelah republik ini mempunyai presiden
kedua,maka saya pun tidak tahu persis apa yang pernah dilakukan first lady di
zaman Bung Karno menjabat presiden,paling banter saya membaca bahwa di era Bung
Karno banyak wanita yang pernah merasakan jadi first lady,dan karakter yang
paling saya ingat adalah kehadiran Ibu Ratna Sari Dewi,perempuan Jepang
kelahiran 6 Februari 1940 yang bernama aseli Naoko Nemoto,itu pun setelah adanya
buku yang ia terbitkan jauh setelah Bung Karno wafat,saya baru tahu bahwa si
Bung mempunyai isteri dari Jepang.
Karena sejak SD hingga SMA,saya berada di zaman Orba,maka otomatis yang paling kenal dalah sosok dari Bu Tien Soeharto,perempuan karismatik pendamping Pak Harto,nyaris saya hapal,wong tiap hari pasti saja ada berita tentang Bu Tien ini di TVRI,yang saya ingat adalah penampilan Bu Tien tak lepas dari busana khas Indonesia,kebaya,sanggul,dan tentu saja batik,dan tentu saja kaca mata.
Boleh di bilang saya tumbuh dengan kehadiran ibu negara yang murah senyum ini,dan menurut saya,beliau adalah sosok hebat,di zamannya ada first lady yang tak kalah hebat yaitu Nancy Reagan istri presiden Ronald Reagen dan juga Raisa Gorbachev yang istrinya Mikhail Gorbachev.
Di era perang dingin antara blok Uni Soviet dan Amerika Serikat.kehadiran dua first lady ini mampu membetot perhatian dunia,namun pesona Ibu Tien pun mampu menandingi first lady negara super power,penampilan Bu Tien adalah pesona Indonesia,terlepas bagaimana nantinya suami tercinta banyak mengalami hujatan dikemudian hari,Bu Tien mampu menempatkan diri dalam pergaulan internasional.Hingga pada akhirnya ALLAH memanggilnya di 28 April 1996.
Dan setelah era reformasi muncul pesona Ibu Ainun Habibbie,ibu negara yang kalem,namun kehadirannya cukup singkat sebagai first lady,selanjutnya muncul presiden RI ke 4,Abdurahaman Wahid yang di dampingi Ibu Sinta Nuriyah,dengan berada di kursi roda namun penampilan Ibu Sinta dengan kerudungnya tak bisa dianggap biasa,mungkin inilah ibu negara yang luar biasa,tak pernah di raut wajahnya menyiratkan rasa minder walau hanya memakai kursi roda,bravo Bu Sinta Nuriyah.
Namun penulis mungkin tak bisa menyebut ibu negara ,dikarenakan pengganti Gus Dur adalah Ibu Megawati Soekarno Puteri,lebih mungkin 'first gentleman' untuk kehadiran Taufiq Kiemas saat mendampingi Ibu Mega,dan saya tak mengulasnya,karena bukan first lady.
Karena sejak SD hingga SMA,saya berada di zaman Orba,maka otomatis yang paling kenal dalah sosok dari Bu Tien Soeharto,perempuan karismatik pendamping Pak Harto,nyaris saya hapal,wong tiap hari pasti saja ada berita tentang Bu Tien ini di TVRI,yang saya ingat adalah penampilan Bu Tien tak lepas dari busana khas Indonesia,kebaya,sanggul,dan tentu saja batik,dan tentu saja kaca mata.
Boleh di bilang saya tumbuh dengan kehadiran ibu negara yang murah senyum ini,dan menurut saya,beliau adalah sosok hebat,di zamannya ada first lady yang tak kalah hebat yaitu Nancy Reagan istri presiden Ronald Reagen dan juga Raisa Gorbachev yang istrinya Mikhail Gorbachev.
Di era perang dingin antara blok Uni Soviet dan Amerika Serikat.kehadiran dua first lady ini mampu membetot perhatian dunia,namun pesona Ibu Tien pun mampu menandingi first lady negara super power,penampilan Bu Tien adalah pesona Indonesia,terlepas bagaimana nantinya suami tercinta banyak mengalami hujatan dikemudian hari,Bu Tien mampu menempatkan diri dalam pergaulan internasional.Hingga pada akhirnya ALLAH memanggilnya di 28 April 1996.
Dan setelah era reformasi muncul pesona Ibu Ainun Habibbie,ibu negara yang kalem,namun kehadirannya cukup singkat sebagai first lady,selanjutnya muncul presiden RI ke 4,Abdurahaman Wahid yang di dampingi Ibu Sinta Nuriyah,dengan berada di kursi roda namun penampilan Ibu Sinta dengan kerudungnya tak bisa dianggap biasa,mungkin inilah ibu negara yang luar biasa,tak pernah di raut wajahnya menyiratkan rasa minder walau hanya memakai kursi roda,bravo Bu Sinta Nuriyah.
Namun penulis mungkin tak bisa menyebut ibu negara ,dikarenakan pengganti Gus Dur adalah Ibu Megawati Soekarno Puteri,lebih mungkin 'first gentleman' untuk kehadiran Taufiq Kiemas saat mendampingi Ibu Mega,dan saya tak mengulasnya,karena bukan first lady.
Yang masuk daftar ibu negara berikutnya adalah Ibu Ani
Yudhoyono, beliau selama sepuluh tahun mendampingi bapak Susilo Bambang
Yudhoyono, dan keanggunan putri dari Sarwo Edhi Wibowo bisa kita saksikan di
akun media sosial beliau, almarhum Ibu Ani semasa hidupnya kerap mempoasting
kegiatan beliau, dan kita pun bangga mempunyai ibu negara nan anggun seperti
Ibu Ani Yudhoyono, al fatihah untuk beliau. Berikutnya adalah Ibu Iriana Joko
Widodo, sejak tahun 2014 beliau menjadi pendamping dari presiden ketujuh Republik
Indonesia hingga saat ini.
Ibu Iriana kerap bercitrakan sebagai sosok sederhana,
dan semoga saja selalu begitu. Semoga saja para pendamping yang bersuamikan
presiden RI akan tetap tampil anggun dan khas perempuan Indonesia yakni murah senyum
dengan mempunyai tata krama dan pergaulan yang luwes karena bagaimana pun ibu
negara adalah sosok yang otomatis melekat sebagai citra positif bangsa Indonesia,
mungkin pembaca punya penilaian yang berbeda tentang ibu negara di sepanjang Republik
Indonesia berdiri hingga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar