Pages

Jumat, Februari 05, 2016

Jangan Kurang Piknik, Orang Indonesia Itu Asyik Kok Kalau Di Tanya Tempat!



         



               Mungkin perlu waktu seumur hidup untuk menjelajahi nusantara alias Indonesia, dan mungkin waktu seumur hidup pun tak akan cukup untuk terjelajahi semua tempat tempat eksotis yang ada di negeri kita, dengan mempunyai 17 ribuan pulau, 100 ribu kilo meter garis pantai, tentu saja pesona Indonesia wow bingit, belum lagi wisata gunung, wisata danau, sungai, lembah, hutan dan seabrek tujuan wisata membuat kita seakan berada di sepotong surga yang sengaja Tuhan ciptakan di dunia, itulah Indonesia yang membentang dari barat di pulau Sabang dan berakhir di ujung timur bernama Merauke.
Namun akhir akhir ini seolah senyuman jauh dari penduduk nusantara, tak ada gemilang sesungging senyum dari bibir penduduk nusantara, seolah lenyap ke ramahan yang tertanam bertahun tahun lamanya, dari berita televisi seakan tak habis seputar dunia kriminal, ada penjabretan, penodongan, penipuan yang justru terjadi di tempat tempat wisata, ini adalah wajah kecil yang seakan menghapus wajah sesungguhnya karakter bangsa ini yang terkenal dengan senyum tulusnya.

Maka jika berpergian seolah ada rasa takut yang menguntit, apakah amankah perjalanan, jangan jangan nanti di kerjain nih ama penduduk setempat? Eit belum juga pergi kok udah ngeri duluan, memang betul kriminalitas pasti selalu ada di mana pun, namun yakinlah banyak orang orang baik kok di negeri ini, nggak percaya? Coba deh nikmatin piknik di antero nusantara, maka banyak kita temui orang orang yang baik di negeri ini, suerr!

Persiapan Keliling Separuh Pulau Jawa

Di ujung tahun 2013, saat duit sudah terkumpul maka rencana adalah plesiran jelajahi pulau Jawa, bersama tiga teman yang memang bertetangga dengan saya, rencana mengeksplor tempat tempat yang belum di kunjungi pun menjadi sasaran. Dan akhirnya rombongan kecil dengan mobil van bersiap melakukan petualangan, paling tidak jarak yang di tempuh adalah separuh pulau Jawa dengan cakupan provinsi yang di kunjungi adalah Jawa Barat, Jawa tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta, sebenarnya ingin menjelajahi keindahan Jawa Timur, berhubung waktu liburan pendek, di sepakati kami akan menjelajahi tempat tempat yang bisa di jangkau dengan waktu dan juga budget yang di punya.

Bila ada yang menyebut bahwa orang Indonesia kini bukan lagi tipikal manusia yang ramah, individual dan juga egois, mungkin ada benarnya tapi belum tentu itu adalah kebenaran yang mutlak, saat kami melakukan perjalanan, masih banyak kok yang mau untuk sekedar menjawab pertanyaan di mana arah jalan yang bisa mempercepat perjalanan.

Maka kami pun bersuka ria, ternyata di sepanjang jalan, banyak sekali orang orang yang mau menjawab pertanyaan kami dengan ramah, tentang arah jalan yang benar ke tempat tujuan, dan ini kami meyakini bahwa masih banyak orang orang baik di Indonesia, suer!

Terkendala Dengan Istilah”Sudah Dekat Kok”
                                                   Menikmati pantai di Gunung Kidul(dokpri)


Namun bukan berarti perjalanan yang kami alami tanpa masalah, mulus semulus pipi Fatime si janda kembang yang di nyanyikan Pancaran Sinar Petromax hehe, ada sih kendalanya tapi itu pun bukan kendala yang berarti, kami berempat sepakat, jangan sampai ke sasar dan tak bertanya, ini pantangan bagi kami, bila nggak tahu arah jalan, maka siap siap dari kami untuk bertanya dengan orang yang terdekat, bila bertanya di wilayah Jawa Barat yang mayoritasnya berbahasa Sunda, maka saya pun akan bertanya dengan bahasa Sunda yang sangat saya pahami dan pastinya mengerti pisan, karena saya orang Sunda aseli yang terbiasa memakai bahasa pengantar yaitu bahasa Sunda, semua beres jadinya.

Namun taktala rombongan mobil van kami memasuki wilayah Jawa Tengah atau Daerah Istimewa Jogjakarta maka yang akan maju bertanya adalah Mas Irwan, pria berperawakan subur ini memang aseli dari Gunung Kidul, so pasti udah hapal luar dalam bahasa Jawa, mau bahasa Jawa halus untuk orang yang lebih tua, atau bahasa Jawa pasaran, mas Irwan jago banget ngomongnya, setelah itu Mas Irwan menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, widih keren khan
.
Namun hal yang unik nih terjadi, setiap di tanya lokasi, apakah sudah dekat, baik saya yang bertanya dengan bahasa Sunda dan mas Irwan yang berbahasa Jawa, jawaban bila di tanya apakah lokasi yang ingin kita tuju sudah dekat, mereka bersepakat sudah dekat, namun kenyataannya ‘sudah dekat itu’ ternyata masih berjarak beberapa kilo meter ternyata, hahaha.

Kuliner Harga Sepantasnya, Tanya Dulu Dong!

Dalam beberapa postingan ada yang ‘di jebak’ dengan harga kuliner di tempat wisata, deretan harga harga terposting di bon pembelian terlihat mengerikan, sekali santap bisa habis jutaan rupiah, entah apakah saat ingin membeli kuliner, si pembeli di sodori harga atau tidak, namun untuk langkah antisipasi memang ada baiknya sebelum membeli kita bertanya dulu, jangan merasa gengsi untuk bertanya, dengan bertanya harga tentunya akan terukur berapa harga makanan yang akan di bayarkan, sekali lagi saya beruntung punya teman bernama mas Irwan, meski makannya banyak tapi ada  gunanya juga dia jago berbahasa Jawa . Saat waktu fajar tiba, pagi telah menyapa dan waktunya sarapan, kami berhenti di pinggir jalan wilayah Purworejo, celingukan nyari menu sarapan.

Beruntung ada sebuah warung tenda yang menjual bebek goreng serta ayam, plus tempe tahu dan sayuran seperti daun kemangi dan kol serta timun dan tak lupa ada sambel pula, berhubung sudah di wilayah yang berbahasa Jawa, maka Mas Irwan pun bertanya ini itu tentang dagangan yang di jual, tak banyak yang saya ketahui apa yang di bicarakan tetapi dengan mengeluarkan uang satu lembar lima puluh ribu, beberapa potong ayam dan bebek goreng bisa di peroleh, plus sayuran dan sambelnya pula, karena nasi bawa akhirnya kami beli lauknya saja, dengan mengetahui harga harga akhirnya sarapan nikmat murah meriah pun jadi nikmat.

Begitu juga saat memasuki daerah wisata Prambanan, sebelum masuk ke komplek candi bersejarah ini, terdengar suara adzan berkumandang, kami pun sepakat istirahat sekalian melaksanakan ibadah sholat Dhuhur, selepas sholat tampaknya perut minta di isi, wajar karena sudah tengah hari, di depan masjid ada warung yang menjajakan soto, karena budget mepet kami pun bersepakat untuk bertanya berapa harga makanan yang di jual.

Lagi lagi Mas  Irwan menjadi pahlawan bagi rombongan, berkat kelihayannya berbahasa Jawa, empat porsi soto, dua gelas es teh manis, dua gelas air es, krupuk serta tahu tempe bisa di ketahui harganya dengan akurat, Mas Irwan berdialog dengan pemilik warung dan tak malu bertanya masing masing item masakan yang kami pesan, dan makan siang pun terasa nikmat saat mengetahui harga yang di sebutkan bersahabat dengan kantong kami, ini lah gunanya bertanya, hmm beruntung kami tak perlu merogoh kocek dalam untuk menikmati kuliner di tempat wisata terkenal sekelas Prambanan.

Dahsyatnya kata “ Maaf Numpang Tanya.”
                                                    Pesona Garut'Swiss van Java"(dokpri)


Baru menyadari bahwa kata pembuka yaitu “Maaf numpang tanya” sangatlah efektif membuka percakapan, dengan mimik sopan dan intonasi suara sewajar mungkin ternyata kalimat maaf numpang tanya menjadi hal yang sangat membantu untuk kelancaran perjalanan, dan bila kita sopan, maka lawan bicara pun akan segan dan akhirnya dengan senang hati akan memberikan jawaban yang memuaskan, percayalah di negeri ini masih banyak stok orang baik, untuk sekedar menanyakan alamat yang ingin di tuju, biasanya orang yang kita temui akan sangat baik menunjukan jalan untuk kita lewati.

Jangan pernah berpikir semua orang yang kita temui adalah jahat semua, mungkin iya ada beberapa oknum  yang ingin mengambil kesempatan dari ketidaktahuan kita akan wilayah yang akan di jelajahi, namun sebagian besar orang Indonesia relatif baik, dan sangat menerima orang orang yang berkunjung ke daerahnya, maka rasakan sensasi kata “ Maaf Numpang Tanya” akan menjadi mantera ajaib bagi kita yang bertanya, yakinlah!

Indonesia Gudangnya Orang Baik

Mungkin zaman telah berubah, meski rezim silih berganti memimpin bangsa ini, dengan segala apa adanya, saling interaksi antar warga negara pastilah sering terjadi, kita bersyukur bahwa untuk banyak hal positif, Indonesia tak pernah krisis orang orang baik, meski pun memang ada saja orang orang yang ingin merusak citra bangsa dengan berbuat jahat.

Dengan warisan falsafah nenek moyang yang mengajarkan banyak kearifan lokal, sebenarnya manusia Indonesia yang baik itu banyak, banyak banget sampai nggak ke hitung, inilah modal bagi bangsa ini untuk terus memacu agar makin banyak orang baik di negeri ini, dan kebaikan bangsa ini terbukti dalam perjalanan wisata yang saya lalui bersama tetangga beberapa tahun lalu, masih banyak hal yang perlu di gali dari bangsa ini, mungkin lain kali saya bertanya kepada suku Dayak saat menjelajah Kalimantan, bertanya kepada suku Asmat saat nanti ke Papua di satu ketika, satu kunci adalah jangan segan untuk bertanya, nenek moyang kita melukiskan kata kata mutiara yang masih relevan hingga saat ini “ Malu Bertanya Sesat Di Jalan.”
BETUL ITU!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar