Warga terdampak banjir sedang memnita kedermawanan pengguna jalan(dok: kompas tv)
Hujan
yang terus menerus dalam dua minggu terakhir berdampak dengan meluapnya sungai
sungai di seluruh Indonesia,,mulai dari Jakarta,Bekasi,Tangerang,Depok,dan juga
banjir terjadi di kota Manado,sebagian Jawa Barat dan wilayah wilayah lain di
nusantara ini.Fenomena banjir massal ini sungguh adalah bencana bagi bangsa
ini,dan wilayah rendaman banjir dari tahun ke tahun makin meluas titik sebaran
yang terdampak banjir, belum lagi intensitas hujan yang tergolong ekstrem, daerah Manggarai curah hujan mencapai 209 mm, daerah
Pulomas 245 mm, anomali cuaca ini semakin membuat air hujan bertambah deras dan
banjir pun melanda.
Dengan banjir maka rumah rumah pun terendam,untuk di wilayah kota Bekasi ada daerah rawan Banjir yaitu Perumnas 3, Bumi Nasio Indah, perumahan Vila Kartini,dan untuk Kabupaten Bekasi ada di daerah perumahan Villa Mutiara Jaya di kawasan Cibitung yang kondisinya pun saat hari Senin tanggal 24 Februari 2020 serasa mencekam,dan salah satu korbannya adalah teman sekerja penulis yang rumahnya terendam air sedada orang dewasa di dalam rumah dan ia pun memilih menjadi pengungsi dan merelakan rumahnya terendam, begitu juga nasib nahas yang dialami warga perumahan Papan Mas Tambun yang tahun ini saja sudah dua kali diterjang banjir dan airnya pun masuk rumah dengan ketinggian 50 hingga 70 centi meter, tentu hal ini yang mebuat kita semua menjadi prihatin dengan musibah banjir.
Fenomena korban banjir yang akhirnya memilih untuk berada di jalan menjadi pemandangan yang begitu mengiris hati, warga kabupaten Bekasi yang terdampak banjir memilih membawa kardus dan berharap kedermawanan dari orang lain, entahlah apakah korban di daerah lain pun melakukan hal yang sama? untuk hal seperti ini gubernur DKI menghimbau agar para korban tak meminta minta.Namun memang tak bisa disalahkan begitu saja mereka yang mengadu peruntungan dengan meminta minta. Ini jelas sebuah tamparan keras untuk para kepala pemerintahan yang warganya'terpaksa'meminta minta,apa kabar dengan saluran logistik banjir?
Sudah terdistribusikah bahan makanan,pakaian dan juga kelengkapan darurat lainnya,dan apakah korban yang terpaksa itu sudah ditangani secara maksimal? Seperti yang dilaporkan oleh Kompas TV, warga Tanjungsari, Cikarang Utara terpaksa harus berada di jalan dan melakukan kegitan “ngecrek” meminta bantuan kepada pengguna kendaraan bermotor, di satu sisi memang terlihat menyedihkan dengan keadaan tersebut, namun apa daya mereka pun di situasi yang pelik, rumah mereka kebanjiran dan taka da satu pun barang yang bisa diselamatkan, hanya pakaian yang melekat di badan, warga pun tampaknya membutuhkan pakain layak, obat –obatan serta perlengkapan kesehatan, popok bayi dan juga makanan pendamping.
Dengan banjir maka rumah rumah pun terendam,untuk di wilayah kota Bekasi ada daerah rawan Banjir yaitu Perumnas 3, Bumi Nasio Indah, perumahan Vila Kartini,dan untuk Kabupaten Bekasi ada di daerah perumahan Villa Mutiara Jaya di kawasan Cibitung yang kondisinya pun saat hari Senin tanggal 24 Februari 2020 serasa mencekam,dan salah satu korbannya adalah teman sekerja penulis yang rumahnya terendam air sedada orang dewasa di dalam rumah dan ia pun memilih menjadi pengungsi dan merelakan rumahnya terendam, begitu juga nasib nahas yang dialami warga perumahan Papan Mas Tambun yang tahun ini saja sudah dua kali diterjang banjir dan airnya pun masuk rumah dengan ketinggian 50 hingga 70 centi meter, tentu hal ini yang mebuat kita semua menjadi prihatin dengan musibah banjir.
Fenomena korban banjir yang akhirnya memilih untuk berada di jalan menjadi pemandangan yang begitu mengiris hati, warga kabupaten Bekasi yang terdampak banjir memilih membawa kardus dan berharap kedermawanan dari orang lain, entahlah apakah korban di daerah lain pun melakukan hal yang sama? untuk hal seperti ini gubernur DKI menghimbau agar para korban tak meminta minta.Namun memang tak bisa disalahkan begitu saja mereka yang mengadu peruntungan dengan meminta minta. Ini jelas sebuah tamparan keras untuk para kepala pemerintahan yang warganya'terpaksa'meminta minta,apa kabar dengan saluran logistik banjir?
Sudah terdistribusikah bahan makanan,pakaian dan juga kelengkapan darurat lainnya,dan apakah korban yang terpaksa itu sudah ditangani secara maksimal? Seperti yang dilaporkan oleh Kompas TV, warga Tanjungsari, Cikarang Utara terpaksa harus berada di jalan dan melakukan kegitan “ngecrek” meminta bantuan kepada pengguna kendaraan bermotor, di satu sisi memang terlihat menyedihkan dengan keadaan tersebut, namun apa daya mereka pun di situasi yang pelik, rumah mereka kebanjiran dan taka da satu pun barang yang bisa diselamatkan, hanya pakaian yang melekat di badan, warga pun tampaknya membutuhkan pakain layak, obat –obatan serta perlengkapan kesehatan, popok bayi dan juga makanan pendamping.
Semoga teman teman korban banjir dalam keadaan sehat kini,tak mudah memang melawan rasa lapar dalam situasi dingin seperti ini,semoga juga Bapak Bupati Bekasi mampu menangani hal ini dengan bijak,saya percaya Bapak Bupat bisa mengatasi masalah ini dengan pendekatan naluri seorang pribumi yang tahu betul apa yang harus dilakukan bagi warga Bekasi yang tertimpa musibah ini,untuk korban banjir di kabupaten,percayalah kalian tak berjalan sendiri. Bahwa kenyataannya banjir ini bukan melulu berada di wilayah ibu kota Jakarta, wilayah wilayah pendamping ibu kota pun mengalami nasib yang sama dan banjir pun akhirnya memaksa warga untuk mengais rezeki dengan meminta minta sumbangan.
Ketabahan warga ketika banjir melanda memang sangat
kita apresiasi, saat berduka semoga saja pemngku kebijakan yang daerahnya
terdampak bencana bisa bergerak cepat, memanggil kepala daerah agar merespon
cepat, kebutuhan warga yang kebanjiran bisa segera agar mereka tak meminta
minta lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar