Suasana diskusi tentang MRT di D'LAB Menteng, Jakarta(dokpri)
Suasana D’LAB
yang terletak di Jalan Riau Nomor 1 Menteng, Jakarta Pusat masih tampak
lenggang, beberapa orang terlihat sibuk mengatur tata ruang agar terliat
ciamik. Di depan pintu telah bersiap petugas yang mempersilahkan mengisi
registrasi. Karena menjelang waktu makan siang, si mbak yang berjaga untuk
registrasi mempersilahkan kami untuk mencicipi hidangan.
Semakin siang peserta semakin banyak, ada yang berasal
dari media, ada juga dari rombongan blogger, nah kalau ini mah karena sering
bertemu di berbagai event jadi nggak canggung lagi. Pembawa acara yakni Mbak
Dewi mempersilahkan peserta Forum Jurnalis & Blogger untuk memainkan Trivia
tentang MRT, jika jawaban benar semua akan di hadiahi sebuah Flashdisk kartu
bergambar MRT.
Acara Forum di mulai dengan memperkenalkan nara sumber
yakni Wiliam Sabandar yang memangku jabatan Direktur PT MRT Jakarta, hadir pula
Bapak Agung Wicaksana yang menjabat Direktur operasi dan pemeliharaan MRT
Jakarta. Secara umum Pak Wiliam Sabandar memaparkan progres MRT saat ini,
dengan transportasi bukan momok yng menyedihkan tetapi ini adalah perubahan
gaya hidup yang lebih baik untuk warga Jakarta.
MRT bukan melulu membuat infrastruktur, mengerjakan
prasarana, tidak hanya mengoperasikan tapi juga melakukan kegiatan bisnis. Dan
ini juga terjadi di negara negara yang mengoperasikan basis transportasi
seperti MRT. Hingga saat ini MRT tetap
on track dan bersiap untuk pengoperasian pada tahun 2019.
Ramah Untuk
Kaum Difabel, Semoga Menjadi Perwujudan Yang Nyata
Poto bareng antara blogger, pihak MRT dan Mas Panji Sahetapy(dokpri)
Dalam diskusi di Forum Jurnalis& Blogger ini, ada
satu hal yang patut di acungi jempol adalah hadirnya kawan kawan dari kaum
difabel,meski mereka memiliki kekurangan secara phisik namun pihak MRT mau
mendengar saran saran mereka agar MRT pun bisa memberikan kemudahan saat
menggunakan MRT. Urun rembuk begitu menarik, kaum difabel tampak antusias
berdiskusi dengan para petinggi.
Bagaimana pun keinginan kaum difabel memang sangat
beralasan mengingat selama ini moda transportasi di Jakarta pada umumnya kurang
begitu ramah. Seperti yang di katakan peserta diskusi yang berasal dari
komunitas netra, beliau tak ingin apa yang menjadi hak bagi kaum difabel hilang
begitu saja seiring waktu berjalan, contoh kasus tentang hak untuk kaum difabel
perlahan surut di moda Transjakarta.
Panji Surya Sahetapy yang merupakan putera pasangan aktor
senior Ray Sahetapy dan aktris Dewi Yull yang juga ikut di acara diskusi,
berharap penyediaan fasilitas pendukung untuk menikmati transportasi umum MRT.
Pihak MRT pun bersiap untuk memfasilitasi keinginan kaum difabel dengan
memberikan training khusus kepada staf MRT agar kaum difabel tidak kesulitan
saat menggunakan MRT.
Harapan
Mempunyai Transportasi Yang Terintegrasi
Meski kehadiran moda transportasi MRT di Jakarta bisa di
bilang terlambat, namun lebih baik di banding tidak punya sama sekali,
integritas MRT dengan moda transportasi lain pun memungkinkan para pengguna
untuk lebih cepat ke tujuan, MRT tidak berdiri sendiri sebagai salah satu moda
transportasi, ada integritas dengan moda transportasi lain seperti Bus Trans
Jakarta, Commuter Line atau pun LRT.
Semoga ibu kota Jakarta terus bebenah dan salah satunya
adalah hadirnya MRT di kota metropolitan ini, dan penulis terus berharap agar
MRT menjadi kebanggaan warga Jakarta dan bisa memutus rantai kemacetan di ibu
kota yang kian menggila, dan yang lebih penting apa yang di suarakan oleh
saudara kita Panji Sahetapy menjadi terwujud adanya, kaum difabel pun sangat
layak untuk mendapatkan pelayanan yang baik untuk urusan transportasi.
Poto bareng bertanda keakraban sesama perserta diskusi(dokpri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar