Pages

Selasa, Oktober 31, 2017

Menanti Lonceng Kematian Untuk Para Pelaku Korupsi Di Negeri Ini

                       
         Tahanan KPK dalam kasus korupsi memakai baju tahanan(sumber poto:Waspada.co.id)
                     

Musuh terbesar bagi cita cita luhur para pendiri bangsa agar Indonesia menjadi sejahtera dan berkeadilan sosial seperti yang tercantum di sila terakhir dari Pancasila seakan jauh panggang dari api. Konsep negara yang berdaulat dengan sejahteranya rakyat seakan menemukan titik terjal. Data BPS menyebutkan bahwa angka penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret  2017 mencapai angka  27, 77 juta, indek kedalaman kemiskinan mencapai 1.83 pada Maret 2017. Hmm sebuah fakta yang memilukan memang tapi itulah yang terjadi di negeri ini dan angka angka yang di keluarkan BPS tentu saja memiliki data ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan.

Hai..hai..hai bagaimana dengan korupsi? Apakah kemiskinan berkorelasi dengan korupsi? Pasti nya iya, maraknya korupsi di satu negeri akan memberi dampak besar bagi tumbuhnya kemiskinan yang kian parah, sejatinya uang yang ada untuk pembangunan, alih alih si hati kotor ber nama koruptor akan menyikat apapun agar duit tersebut masuk kocek pribadi. Data dari Transparency International Indonesia pada tahun 2016 menyebutkan bahwa negeri tercinta ini memiliki skor 37 dari rentang angka 0 hingga 100.

Perhitungannya adalah semakin tinggi skor, semakin semakin rendah tingkat korupsi, dari 176 negara yang di survey TII, Indonesia memiliki peringkat 90 dari 176 negara yang di survey. Bukan akan yang keren karena capaian ini mengindikasikn bahwa negeri ini teramat banyak kasus korupsinya, bikin malu saja!

Kenapa sih harus korupsi, apa sih penyebab korupsi, banyak faktor mengapa orang menjadi jahat meski penampilannya begitu meyakinkan. Semoga ke depannya korupsi punah di negeri ini, meski liku pemberantasan korupsi terus menajamkan pedang, banyak jalan untuk melakukan korupsi, di sini penulis membeberkan mengapa terjadi korupsi dan cara melawannya. Semoga memberi manfaat agar praktek korupsi benar benar mati di negeri ini dengan segera, mereka melakukan hal lancung bernama korupsi mending ke laut aje gih, cekidot!

Mahalnya Ongkos Demokrasi, Jalan Lain Menuju Korupsi

                            Suasana pemungutan suara di sebuah komplek perumahan(dokpri)                            


Pernah mendengar jargon “ Ambil duitnya Jangan Pilih Orangnya!”
Yup jargon itu sering kita dengar menjelang pelaksanaan di pemilihan entah itu mulai tingkat desa saat pemilihan kepala desa, pemilihan legislatif, bupati, gubernur maupun presiden. Pemilihan dengan cara transaksional dan melibatkan iming iming duit adalah ancaman nyata bagi demokrasi di tanah air, gelontoran rupiah untuk menjinakan suara masyarakat seakan menjadi senjata ampuh, meski akhirnya terpilih pun maka di pastikan kinerja akan semakin sulit karena target balik modal akan menjadi pilihan. Maka jalan yang paling mudah setelah menjabat adalah dengan penyalah gunaan wewenang dan pintu korupsi pun menjadi sebuah pilihan.

Demokrasi pun akhirnya roboh dengan banyaknya para pemimpin daerah yang tertangkap tangan oleh lembaga antirasuah bernama KPK, dari tahun 2014 hingga 2017 sebanyak 71 kepala daerah mulai bupati, wali kota hingga gubernur, ongkos politik yang tak murah ini akhirnya membawa petinggi daerah menikmati hotel prodeo. Sebagai pemilih yang cerdas seharusnya kita juga pun tak tergiur dengan duit yang tak seberapa namun akan berdampak besar bagi pembangunan daerah karena salah pilih pemimpin.

Sudah saatnya hentikan korupsi dengan tidak memilih para pemimpin yang mengipasi pemilih dengan uang di tangan, karena pastinya mereka pun berpikir tentang “break even point” alias balik modal dan jalan pintas itu bernama korupsi, yuk cegah korupsi dengan mencoret calon pemimpin yang tak amanah.

Ketegasan Hukuman Bagi Para Koruptor

Sejatinya para koruptor adalah benalu bagi bangsa ini, selayaknya benalu yang merugikan induk semang tumbuhan yang menggerogoti tanaman dan jalan ampuh membasmi benalu dengan cara memotong tuntas, kita berharap dan akan terus berharap Komisi Pemberantasan Korupsi yang memiliki dasar hukum pendirian berdasarkan Undang Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidan Korupsi.

Yang di perlukan adalah hukuman yang memberi efek jera agar orang tak berkeinginan melakukan korupsi, di beberapa negara seperti Vietnam dan juga China seseorang yang melakukan korupsi akan di ganjar hukuman mati. Negara super power pun memberlakukan hukuman 5 hingga 20 tahun kurungan penjara dan denda sekitar 100 ribu dolar hingga 5 juta dolar bagi para koruptor.

Di perlukan ketegasan hukum bagi para pelaku korupsi, efek jera dalam memperlakukan koruptor harus segera di lakukan, karena korupsi memang musuh yang nyata bagi bangsa ini, selayaknya mereka, siapa pun itu tak ada istilah pandang bulu untuk pelaku korupsi, hukuman berat memang semestinya di terapkan agar mereka yang mempunyai akses untuk melakukan korupsi tidak melakukan perilaku yang tak terpuji itu. Hukum berat saja para koruptor!

Saat Tulisan Memburu Para Pelaku Korupsi

Data yang di rilis internetworldstats.com pada 31 Maret 2017 bahwa pengguna internet di seluruh dunia telah mencapai angka 3.731.973.423 pengguna, sedangkan jumlah penduduk dunia saat ini berada di angka 7.519.028.970. Sebuah angka yang cukup besar untuk pengguna internet karena angka tersebut berarti 49,6 % penduduk dunia menggunakan jaringan internet.

Bagaimana dengan negeri tercinta Indonesia? Ternyata jumlah pengguna internet di Indonesia cukup signifikan dengan capaian angka 132.700.000 pengguna internet atau 50,4 % dari penduduk Indonesia, angka ini menempatkan Indonesia di peringkat 5 dunia untuk penggunaan internet di bawah negara China, India, Amerika Serikat dan Brazil. Apalagi di zaman now telepon seluler memasuki era keemasannya dengan dengan sebutan smartphone, maka tak heran dengan istilah para netizen atau warganet.

Muncul pula berita berita online, seseorang bisa memiliki blog pribadi dan menyuarakan isi hati dalam bentuk tulisan, tak jarang hasil reportase ala warga biasa menjadi trending topic. Semua bisa menuliskan apa yang di lihat, apa yang di dengar dengan segera. Jurnalisme warga dengan berbekal smartphone yang mampu merekam kejadian dengan segera dan menyiarkan secara real time.

Jurnalisme warga mampu mempersempit ruang gerak para koruptor, sebuah berkah teknologi yang patut kita syukuri. Bahkan jurnalisme warga yang di lengkapi poto dan juga video mampu viral dan akhirnya memberikan kesempatan kepada warga biasa untuk mendokumentasikan perilaku lancung bernama korupsi. Semoga jurnalisme warga semakin banyak membantu KPK membongkar praktek praktek korupsi.

Diam Bukan Pilihan, Hanya Satu Kata Lawan!

Ada istilah atau pepatah lama yang berbunyi Diam itu emas, tapi terdiam sat melihat kemungkaran bukan juga sebuah pilihan tepat, saatnya kita pun bersuara untuk mencegah korupsi yang kian menggurita di negeri. Kuatkan nyali dan cukupkan rasa takut di titik nol untuk membongkar kasus korupsi.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban atau lebih akrab di sebut LPSK menangani pemberian perlindungan pada saksi dan korban. Bekerja berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban. Selayaknya memang para saksi dan korban mendapatkan rasa aman dan  terbebas dari intimidasi, bahkan Indonesia pun telah meratifikasi UN Convention Againt Corruption di tahun 2003.

Semua itu di lakukan agar saksi dan korban tak diam dengan kesewenangan yang terjadi, era keterbukaan seperti sekarang membuka peluang semua untuk bersuara agar keadilan memang di tegakkan. Jangan sampai negara kalah oleh bandit bandit yang memburu uang negara untuk kesenangan pribadi, diam bukan pilihan sebuah tagline ciamik melawan korupsi.


Buktikan bahwa dengan bersuara dan tak diam adalah hak kita semua, korupsi harus di babat habis hingga ke akar akarnya, karena korupsi adalah kejahatan terhadap kemanusiaan yang menyengsarakan jutaan rakyat. Melawan bersama keangkeran korupsi, semoga manusia manusia pemberani di negeri ini, di setiap sudut nusantara akan maju bersama, mengumpulkan kekuatan agar korupsi enyah di negeri ini, karena diam adalah sebuah pengkhianatan!



Sumber  Referensi Tulisan:  


1 komentar:

  1. Politik sangatlah penting krn kita tahu smua hal dari harga sembako hingga harga rumah disadari atau tidak itu smua ditentukan oleh Politik.
    Diam adalah Pengkhianatan..

    BalasHapus