Pages

Senin, Oktober 23, 2017

"Pemberontakan" Empat Sekawan Dalam Film My Generation

              

                          Film My Generation yang akan tayang 8 November(dok:IFI Sinema)
                    

Tahun 2017 dua bulan lebih beberapa hari akan segera berakhir, di penghujung tahun atau tepatnya tanggal 9 November nanti bioskop Indonesia akan di bikin penasaran dengan sebuah film besutan sutradara Upi. Ifi Sinema yang telah hadir sejak tahun 2007 untuk meramaikan khazanah layar perak nasional dengan film filmnya seperti Coklat Sroberi yang rilis di tahun 2007. Ada pula juga film Radit Dan Joni, 3 Doa dan 3 Cinta serta Coblos Cinta yang tayang di bioskop pada tahun 2008.

Di tahun 2009 film Serigala Terakhir, lanjut kemudian Lovely Man tayang pada tahun 2012. Film Mika mewarnai perjalanan sinema tanah air di tahun 2013, pada tahun 2017 ini hadir film berjudul Pertaruhan. Untuk tahun yang sama, Ifi Sinema menghadirkan film terbaru yang temanya bersinggungan dengan situasi kekinian. Bukan sebuah proyek biasa karena film berjudul My Generation ini di bekali dengan riset sosial media listening selama dua tahun, dan pengerjaan filmnya sendiri memakan waktu satu tahun.

Kid Zaman Now sering kali campuran bahasa Indonesia dengan bahasanya ratu Elizabeth menjadi bahasa gaul kaum milenial yang identik yang nggak mau lepas yang namanya gawai, selalu up date status di media sosial mereka yang bukan Cuma satu. My Generation memberikan sisi realita yang sesungguhnya dengan keadaan yang sebenarnya, sebuah jalinan cerita yang memang terjadi dan juga masalah masalah yang di hadapi generasi melek kuota internet.

My Generation di dukung pendatang baru di dunia per filman nasional tersebutlah nama nama seperti Bryan Langalo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie dan juga Lutesha. Ke empat pemain ini meski baru namun terlihat total di kamera untuk menghayati peran mereka.

Gagal Liburan Bukanlah Sebuah Kutukan

                                Empat Sahabat nan kompak(dok Ifi Sinema)


Liburan hal yang di tunggu tunggu bagi sebagian besar siswa, begitu juga hal ini berlaku kepada empat sekawan yang bernama Zeke yang di perankan oleh Bryan Langelo yang berkarakter pemuda pemberontak yang menganggap orang tuanya tidaklah mencintainya, namun di sisi lain Zeke di kenal sebagai teman yang menyenangkan dan sangat loyal pada sahabatnya, komunikasi nan macet dengan ortu dan perasaan Zeke yang merasa ia bukanlah yang di inginkan oleh orang tuanya.
Drama gagal liburan akibat video yang mereka buat dengan warna protes tersirat tentang guru, sekolah dan keadaannya serta perlakuan orang tua ternyata menjadi viral yang berdampak mereka tak boleh menikmati liburan.

Dalam diri Orly yang diperankan Alexandra Kosasie kita bisa melihat kecerdasan di matanya,perpaduan antara kritis, pintar dan mempunyai prinsip. Emansipasi di antara zaman milenial yang berbicara tentang keperawanan  dan labeling bagi perempuan. Orly di asuh dalam suasana single parent yang sialnya adalah sosok ibunya malah berpacaran dengan seorang pria yang usianya jauh lebih muda.

Liburan yang gagal bukanlah kutukan bagi ke empat karib yang sedang mencari identitas diri, liburan yang biasa biasa itu justru memberikan kejutan kejutan dan pengalaman seru bagi mereka dan juga tentunya bagi Suki yang di perankan oleh Luthesa yang berkarakter cool di banding teman sebayanya, namun ternyata di balik itu tersimpan  sebuah krisis pede yang mendera jiwanya, alhasil karena sikap ortu nya si Suki yang selalu berpikiran negatif, maka krisis kepercayaan diri Suki semakin menggunung.

Pelajaran hidup tentang liburan yang tak istimewa namun banyak sekali sisi petualangan di rasakan Konji yang di mainkan oleh Arya Vasco, sifat naif nya, polos seakan melekat kepadanya. Konji sangat sebal dengan sikap kolot dan konservatifnya. Tak dinyana ternyata satu peristiwa yang membuatnya shock gegara moralitas yang di tunjukan ortunya sehingga rasa respek kepada ortunya seakan menguap.

Orang Tua Yang Terbaik Di Masanya, Benarkah?

Film My Generation di isi juga dengan  akting pemain senior yang sudah malang melintang di kancah perfilman tanah air, nama nama beken yakni Tyo Pakusadewo, Ira Wibowo, Surya Saputra, Joko Anwar, Indah Kalalo, Karina Suwandhi dan Aida Nurmala. Bintang bintang keren ini beradu akting dengan rising star perfilman Indonesia.

Orang tua memang selayaknya tampil sempurna di hadapan anak anaknya, yang baik baik mereka ceritakan kepada generasi penerusnya, tapi apakah itu memang sejujurnya terjadi? Entahlah namun yang pasti, orang tua akan memberikan bagaimana contoh positif di saat mereka muda dan membandingkannya dengan apa yang terjadi sekarang pada anak anaknya.

Namun pendapat orang tua seolah ingin di tepis oleh kaum muda milenial, dan itulah sebuah konflik terjadi, dari sudut pandang yang berbeda membuat film My Generation menemukan titik perbedaan yang tajam menjadi ruh dari film ini. Konflik pun tak bisa di hindari, generasi milenial mencap para ortu yang mengukur pencapaian kehidupan lebih matrealistis karena mengukur masa depan anaknya dengan pencapaian yang bersifat kebendaan seperti banyak duit, tajir ataupun sukses.

Padahal si anak milenial lebih ingin di hargai karena mereka bahagia dengan mimpi yang ingin di capai, anak anak muda yang tak ingin di paksa seperti yang orang tua inginkan. Sepertinya film ini cocok untuk parenting orang tua deh agar kid zaman now bisa  di pahami dengan segala apa adanya. Suasana zaman di film ini begitu dekat dengan kehidupan sekarang, saatnya saling mendengar apa yang seharusnya di lakukan orang tua ke anaknya atau sebaliknya.


Penasaran dengan My Generation, saatnya siapin spidol dan lingkarin di kalender tanggal 9 November, My Generation hadir di bioskop bioskop tanah air, nikmati film penuh warna warni ini, pada hakekatnya anak muda ingin di mengerti.


2 komentar:

  1. Wajib nonton biar tau gimana sih isi hati dan keinginan remaja masa kini

    BalasHapus
  2. Yang penasaran dari film ini, apalagi sih yang mau dtampilkan mba Upi. Tahu sendiri kan film-filmnya bagus punya dan sering munculin cerita tak disangka. Ah sungguh penasaran

    BalasHapus