Ibu Haji Rodiah, pengusaha dodol Bekasi(dokpri)
Bekasi sebagai sebuah daerah di dekat kota Jakarta, dengan ragam
penduduknya yang kental dengan budaya Betawi dan juga Sunda, maka sajian
kuliner baik makanan dan minuman tak jauh berbeda dengan kedua suku tersebut,
namun yang paling terkenal untuk masakan khas Bekasi adalah Gabus Pucung,
kuliner penggugah selera berbahan dasar ikan gabus dengan kuah kental berwarna
hitam ini, ternyata bukan satu satunya kuliner Bekasi.
Ada nama lain yang sepertinya terlupakan, apa itu? Ya
dodol Bekasi, sebuah kuliner yang terkadang luput dari pemberitaan, ternyata
Bekasi mempunyai sebuah kuliner yang juga sedepnya harus Kompasianer coba,
selama ini untuk urusan dodol, terutama di daerah Jawa Barat, yang paling
moncer tentu adalah dodol Garut yang sudah terkenal, namun di daerah berjuluk
Swatantra Wibawa Mukti alias kabupaten Bekasi, penganan dodol pun ada lho.
Sebuah rumah yang yang sekaligus pabrik pembuatan dodol,
beruntung saya bisa bertemu dengan pengusaha mandiri yang begitu gigih
mengembangkan usahanya, tanpa bantuan instansi perbankan, namun dari usaha
rumahan yang sederhana, berkat ketekunannya mengembangkan usaha dodol sejak
tahun 1999, Haji Rodiah sekarang bisa dibilang telah memetik jerih payah usaha
yang telah dirintis semenjak 16 tahun lalu.
Berkat ketekunan dan juga kesabaran, dodol Bekasi yang
diproduksinya merambah hingga daerah daerah seputaran Bekasi dan Jakarta.
Promosi Getok
Ular
Ada banyak sistem promosi, bisa melalui radio, televisi,
iklan di koran ataupun pasang banner di jalan dengan posisi mudah dibaca, namun
karena Bu Haji Rodiah hanyalah pengusaha kecil dan menengah, jor joran promosi
seperti itu tak bisa dilakukan, namun bukan berarti tak ada upaya, promosi yang
dilakukan Bu Haji Rodiah untuk mengenalkan produk dagangannya yaitu dengan cara
yang sangat konvensional.
Yaitu dengan cara Getok
Ular, promosi dari mulut kemulut, jika konsumen puas maka otomatis mereka
akan memberi tahukan keistimewaan dari dodol Bekasi buatan Bu Haji Rodiah,
sehingga untuk masalah mutu, Bu Haji yang murah senyum itu selalu menjaganya,
mulai pemilihan bahan baku dodol seperti beras ketan hitam, gula merah, gula
putih dan juga kelapa, dari bahan bahan terpilih inilah nantinya dibuat dodol Bekasi.
Tak jarang dari sistem getok ular ini, dodol Bekasi mulai
merambahi sejumlah kota besar di Indonesia seperti Batam,Karawang,Jakarta dan
bahkan menurut pengusaha gigih yang tinggal di Suka Rukun, Suka Tani Bekasi,
produknya sampai ke Arab Saudi dengan basis pemasaran di tanah suci Mekah,juga negeri jiran Malaysia,
biasanya dodol Bekasi dikirim ke kota kota tersebut sebagai oleh oleh para
penggemar dodol Bekasi, luar biasa
memang. Sebuah langkah promosi yang membuat dodol Bekasi sedikit demi sedikit
mulai diperhitungkan sebagai penganan unggulan dari daerah Bekasi.
Kunci Sukses,
Kerja Keras!
Tak mudah adalah satu kata yang menggambarkan usaha yang
dirintis Ibu Rodiah, dengan keterbatasan permodalan, saat memutuskan menggeluti
bisnis kuliner di awal milenium, banyak sekali kendala yang dihadapi ibu haji
ini, mulai dari sulitnya memasarkan dodol Bekasi, karena biasanya dodol hanya
dikonsumsi diwaktu tertentu seperti menjelang Ramadhan atau pas Lebaran, selain
itu hambatan lainnya adalah pasokan bahan baku yang terkadang tersendat, namun
dengan kemauan keras dan juga do’a, usaha dodol Bekasi mulai
diminati, dan bu Haji Rodiah pun semakin bergiat, dan
untuk menambah pengetahuan tentang pengolahan dodol, beliau pun mengikuti
semacam pelatihan dengan instruktur yang didatangkan dari Bandung, semenjak
saat itu, usahanya pun semakin berkembang, apalagi menurut penuturan Bu Haji
yang tahun ini genap berusia enam puluh tahun, pemerintah daerah Bekasi
memberikan bantuan peralatan seperti kuali, kompor, alat penggiling tepung dan
juga alat pemarut kelapa.
Saat ini di daerah Suka Rukun, Sukatani, satu satunya
pengusaha wanita yang menggeluti bisnis dodol Bekasi ya cuma bu Rodiah.Sebuah
langkah usaha bila ditekuni secara serius dan di iringi kerja keras akan
menghasilkan keberhasilan, dan Bu Rodiah telah menggenggam kunci sukses karena
dengan kerja keras dan juga upaya untuk terus mengenalkan dodol Bekasi dengan
beragam cara, baik dengan teknik pemasaran maupun dengan mengikuti pameran
pameran agar dodol bikinannya seakan dikenal oleh publik Bekasi dan darerah
sekitarnya.
Menciptakan
Rantai Ekonomi Dengan Dodol Bekasi
Dengan semakin banyaknya kapasitas produksi dari pabrik
dodolnya, maka bahan baku pun semakin banyak dibutuhkan, dan untuk menjaga
kualitas dodol bikinannya, Bu Rodiah menyiapkan sejumlah strategi diantaranya
adalah dengan menggunakan kayu bakar agar aroma dodolnya lebih terasa khas,
maka ia pun mempergunakan kayu bakar, dan agar suplai kayu bakar tetap terjaga,
ia pun memilih kayu bakar dari sebuah tempat bernama Pulo Gelatik di daerah
Bekasi Bawah, selain itu Bu Rodiah pun mendapatkan sejumlah bahan baku utama
untuk pembuatan dodol seperti ketan hitam, gula merah dan putih, berasal dari
daerah sekitaran Bekasi, apa yang diperbuat Bu Haji Rodiah pada akhirnya
menciptakan sejumlah peluang usaha yang pada akhirnya menciptakan rantai
ekonomi yang bisa dinikmati oleh penduduk sekitar daerah Suka Rukun dimana
dodol Bekasi diolah dan dibuat.
Ini merupakan sebuah sinergi yang saling menguntungkan,
terciptanya lapangan kerja bagi orang orang yang berada disekitaran pabrik
dodol, saat saya mengunjungi tempat pembuatan dodol beberapa waktu lalu, tampak
beberapa pekerja dengan giat sedang mengaduk bahan baku yang nantinya akan
menjadi olahan dodol Bekasi, yang terasa sangat legit dilidah.
Memimpikan
Kemasan Dodol Bekasi Lebih Menarik
Dodol Bekasi setelah diolah, akan dibentuk dengan sebuah
kemasan seperti silender, dengan dbungkus dengan selembar plastik dan di ikat
dengan sebuah benang, kemasan ini masih terus dipakai untuk dodol Bekasinya,
untuk kedepannya, Bu Rodiah berharap dodol buatannya bisa dikemas dengan
kemasan yang jauh lebih menarik dan juga tentunya tampilan dodol Bekasi
bernuansa modern, inilah yang menjadi buah pikiran dari Haji Rodiah, beliau
berharap jika satu ketika, dodol Bekasi mampu menjadi ikon kuliner kabupaten
Bekasi, namun kemasannya jauh lebih atraktif dibandingkan dengan kemasan
sekarang.
inovatif tentang pengemasan dodol, maka
ia pun berharap bisa bekerja sama, dengan kemasan yang berbeda mungkin saja
dodol Bekasi jauh lebih menarik, walau demikian Bu Haji Rodiah masih tetap
setia untuk mengemas dodol Bekasi seperti biasanya, yaitu dodol dibentuk
seperti silinder dengan diameter sepanjang 12 centi meter dan panjang 18 centi
meter.
Semoga harapan Bu Rodiah untuk pengemasan dodolnya akan
terlaksana, bagaimana pun bila sebuah kuliner dikemas dengan cara yang nyentrik
dan juga menarik akan menimbulkan rasa penasaran sehingga akhirnya para
konsumen pun tertarik untuk membelinya, sebuah harapan yang memang perlu
diwujudkan dengan segera agar citra dodol Bekasi pun lebih mengkilap jika
dikemas dengan sebuah paket kemasan yang menarik.
Potret Kegigihan
Perempuan Bekasi
Pertemuan dengan pemilik pabrik dodol Bekasi “Buni Ayu”
memberikan kesan mendalam bagi saya, dari obrolannya tersirat betapa Bu Haji
Rodiah adalah pekerja keras, dari sebuah usaha kecil kecilan dalam pembuatan
dodol, kini produksi dodol Bekasi dari pabriknya telah menghasilkan rata rata
dodol siap jual sekitar 1500 kilogram dodol, dengan satu kuali yang bisa
menghasilkan dodol sekitar 70 kilogram, maka usaha dodol ini pun sebenarnya
menjadi usaha yang bisa mengentaskan perekonomian, bahkan Bu Rodiah pun pernah
melangkahkan ke tanah suci untuk beribadah Haji berkat usaha dodol yang
dibuatnya.
Sebuah usaha yang memperdayakan kualitas ekonomi kelurga
jauh lebih baik, dengan harga dodol perbatangnya dengan banderol harga
dikisaran Rp 12.000-13.000. Kini Bu Haji Rodiah mampu meraup omzet yang lumayan
besar, apalagi menjelang bulan Ramadhan dan juga Lebaran, biasanya ada lonjakan
produksi untuk memenuhi kebutuhan pasokan bulan suci tersebut.
Inilah kisah Ibu Haji Rodiah dengan segala liku
perjuangannya untuk mengibarkan kebanggaan bagi kabupaten Bekasi pada umumnya,
bahwa kabupaten Bekasi pun memiliki sebuah kuliner yang bisa menasional atau
bahkan nantinya, nama dodol Bekasi pun terkenal dimancanegara.
Sebuah potret kegigihan seorang perempuan Bekasi, yang
setia menghasilkan kuliner dan ini patut diapresiasi, jika pemerintah kabupaten
Bekasi juga intensif membina pengusaha kecil seperti Bu Haji Rodiah, maka
nantinya bisa jadi dodol Bekasi bikinan Bu Haji Rodiah menjadi salah satu ikon
dari kuliner Bekasi, selain Gabus Pucung, maka dodol Bekasi pun sangat pantas
untuk dijadikan makanan yang menjadi trade mark kabupaten Bekasi.
Bu Haji Rodiah telah memberikan bukti bahwa usaha dan
juga kegigihan adalah kunci untuk bisa sukses di dunia usaha, meski perempuan
namun hambatan hambatan yang menderanya selama ini bisa terpatahkan, sukses
selalu untuk Bu Rodiah, inilah potret wanita tangguh dari kampung Suka Ruku,
dengan ketekunannya berusaha, dodol Bekasi pun bisa terus eksis, sebuah upaya
pelestarian kuliner dan juga kejelian membaca situasi pasar sehingga Bu Haji
Rodiah bagian pengusaha wanita yang sukses untuk ukuran kabupaten Bekasi.
Dodol buatan ibu Rodiah, potret kegigihan pengusaha UKM(dokpri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar