Taggar dalam medsos, perang kata kata di dunia maya(dokpri)
Pemilihan presiden zaman now makin seru dengan aksi dukung mendukung pasangan calon yang di jagokannya. Hal biasa dalam alam demokrasi Indonesia pasca reformasi 20 tahun silam.
Sejak tahun 2004, pilpres dilaksanakan serentak dan menghasilkan presiden pilihan rakyat. Dua kali Susilo Bambang Yudhoyono jadi presiden dengan pelaksanaan pilpres secara lanhsung. Di susul kemudian Joko Widodo menuju istana negara karena dukungan suara rakyat.
Tahun ini pilpres di selenggarakan untuk memilih presiden RI. Dan semarak taggar atau tanda pagar pun merebak untuk dukungan bagi calon jagoannya. Namun disayangkan ternyata taggar itu terlihat brutal dengan menyerang pribadi paslon.
Seminggu ini bombardiran taggar yang menyerang salah satu paslon cukup membetot perhatian netizen. Begitu juga para blogger yang cukup sering melakukan buzzer untuk produk produk tertentu.
Seperti d media sosial Facebook, salah satu akun dengan nama Ya yat memposting kegundahannya ketika mengingatkan para buzzer ngetwit dengan hastag dan cuitan yang bahaya. Ya yat mengingatkan bahwa persatuan bangsa diatas segalanya.
Begitu pun dengan blogger kondang, Ani Berta yang cemas tentang hastag politik dengan cara “gile”.
Dahulu banget biasanya yang nyerang secara frontal adalah akun akun anonim yang bermain grasa grusu yang penting duit bisa di dapat. Namun kini buzzer dengan akun nyata dan sangat mungkin kita pun jadi temannya, dan taraaaa, akhirnya mau juga ikutan ngomporin situasi medsos menjadi tensi mendidih.
Berpulang kembali kepada pribadi masing masing, dukungan paslon boleh beda tapi nalar tetap dipakai.
Benar juga apa yang dikatakan akun Ya yat
bahwa utamakan persatuan bangsa.
Fulus dapat di cari namun jangan sampailah persatuan Indonesia terkoyak koyak gegara pilihan yang beda, salam waras untuk jutaan pemilih Indonesia. Ingat nomor 3...Persatuan Indonesia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar