Pages

Minggu, Maret 20, 2016

Renyahnya Pariwara, Dari Iklan Komersil Hingga Iklan Capres



                                                  Tayangan sebuah acara di Tivi,Iklan tak bisa dipisahkan dengan media televisi(dokpri)


Dulu sekali di zaman TVRI ada acara spot iklan bernama ‘Mana Suka Siaran Niaga’.maka munculah iklan iklan yang yang menggoda para konsumen,dari iklan ember anti pecah hingga produk otomotif,namun akhirnya acara iklan di tivi plat merah pun tiarap hingga akhirnya saat tivi swasta muncul,iklan pun mulai bergeliat di layar kaca.Hingga kini pun iklan tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari keberadaan tivi tivi nasional maupun tivi lokal.

Konon di acara prime time,yaitu dimana acara tersebut menjadi jam tayang utama,kue iklan begitu menggiurkan,sekali beriklan di jam jam antara jam tujuh malam hingga jam 10 malam adalah iklan dengan bayaran yang lumayan tinggi untuk perdetik tayangannya,maka iklan iklan pun menyerbu rumah tangga warga Indonesia yang rata rata mempunyai televisi.

Dan ketika pemilihan legislatif lalu,belanja iklan di televisi konon bisa mencapai 300 milyaran lebih,disaat usainya pemilu legislatif,pertarungan capres antara Prabowo Subianto dan pasangannya Hatta Rajasa dengan Jokowi-JK,bukan semata mereka berrtarung secara ideologis dengan kampanye kampanye terbuka,namun mereka pun ‘berperang’secara terbuka dan massive di televisi.

Sampai saat ini kue belanja iklan di televisi memang mendapat porsi besar dibanding beriklan di radio ataupun surat kabar dan majalah.Untuk pencapresannya,tim Prabowo tercatat menghabiskan dana dikisaran 93,7 milyar rupiah,sedangkan rivalnya yang akhirnya memenangkan pemilihan capres 2014 yaitu Jokowi-JK menghabiskan uang untukberiklan di kisaran angka 92,9 milyar.

Total keduanya menghabiskan dana 186,6 milyar untuk iklancapres.Angka ini didata mulai tanggal 4 Juni-5 Juli di sekitar 13 stasiun televisi nasional, dan akhirnya yang kita ketahui pasangan Jokowi - JK akhirnya mampu memenangkan  pemilihan capres walau dalam belanja iklan di ‘pertempuran udara’ lewat televisi angkanya kalah tipis dibanding dengan Prabowo-Hatta.

Kondisi mayoritas penduduk Indonesia yang lebih senang menonton dibanding membaca,sangat memungkinkan para kreator iklan di masing masing kandidat seolah memusatkan kampanyenya di televisi,sedikit banyaknya memang  mampu mendongkrak suara,iklan televisi memang magnet tersendiri untuk mengenalkan personal para capres,dan televisi memang pantas di sebut si kotak ajaib.

Renyahnya pariwara memang mampu mendulang pundi pundi uang bagi para pelaku di bidang broadcasting,televisi mampu meraup milyaran rupiah dari para capres,dan para capres pun mendapatkan keuntungan dari tayangan iklan yang mereka buat,citra positif iklan akan menumbuhkan keyakinan kepada para calonpemilih untuk menetapkan pilihannya,dan televisi telah menjadi jembatan yang cukup bagus untuk hal ini.

Iklan capres manakah yang paling berkesan untuk para Kompasianer sehingga akhirnya memilih capres tertentu?Dan jawabannya pasti beragam,selamat untuk Pak Jokowi yang telah memenangkan pilpres,selamat bekerja untuk membangun negeri ini,salam damai untuk Indonesia!

1 komentar:

  1. Mana Suka Siaran Niaga TVRI, Angkatan 1979/80
    https://www.youtube.com/watch?v=hJXqI1wUrb0

    BalasHapus